Pengikut

Senin, 07 April 2008

BREAKING THE TIME

Breaking The Time


Pendahuluan

Sebagai manusia normal, kita pasti berharap hidup sukses. Tidak ada seorang pun di antara kita yang ingin hidupnya gagal. Namun bagai pepatah yang mengatakan “tak ada kesuksesan tanpa usaha”, kesuksesan bukanlah satu hal yang datang tiba-tiba. Ia datang kepada kita melalui jalan keteguhan, kecerdikan dan ketekunan.
Tak, mungkin kita memanen tanaman tanpa adanya kemauan untuk menanamnya lebih dahulu. Kemudian mengetahui cara menanam yang benar dan sabar memeliharanya. Sukses dalam hidup merupakan hasil panen dari ‘bibit’ usaha yang kita tanam, Anda tak mungkin mengingkari ‘hukum tanaman’ itu. itulah hukum alam (sunnatullah) yang tak akan berubah sepanjang jaman.
Jika Anda ingin berhasi dengan jalan pintas, misalnya memasang lotere, berjudi atau usaha spekulatif lainnya, Anda mungkin akan sukses. Kesuksesan itu adalah kesuksesan semu. Yang mudah datang dan hilang. Bahkan mungkin hilangnya kesuksesan itu disertai penderitaan berkepanjangan. Anda tentu tak menginginkan hal tersebut terjadi pada diri Anda bukan?
Buku ini memberikan panduan kepada Anda bagaimana cara mencapai sukses yang Anda idamkan dengan cara mengelola waktu Anda dengan lebih baik lagi. Dengan penjelasan yang mudah dan praktis, buku ini menjelaskan secara berurutan langkah-langkah sederhana untuk mencapai keberhasilan. Keberhasilan yang bukan hanya bersifat parsial dan material, tapi juga bersifat integral (menyeluruh) dan spiritual (ruhani).

Banyak buku yang membahas bagaimana cara mengatur waktu. Lalu apa kelebihan buku ini dibandingkan buku lain yang sejenis? Buku ini bukan hanya membahas tentang mengatur waktu, tapi juga tentang ‘menerobos’ waktu (Breaking The Time). Membahas bagaimana agar Anda menguasai waktu, bukan dikuasai waktu. ‘Menghancurkan’ penjara waktu yang mengekang dan membuat Anda ‘bebas’ serta tidak merasa bersalah dengan pengaturan waktu. Justru merasa nyaman dan
lapang dengan waktu Anda, walau sesibuk apapun. Inilah metode Breaking The Time (‘menerobos’ waktu), yang berbeda dengan cara pengaturan waktu yang biasa Anda ketahui.
Metode Breaking The Time ini disusun berdasarkan bukti kongkrit di lapangan, bukan sekadar teori belaka. Dirancang agar mudah dipahami dan praktis untuk digunakan oleh siapapun.
Jika Anda pernah membaca buku sejenis, buku ini akan memberikan petunjuk pelaksanan dalam menerapkan semua teori tentang cara mengatur waktu yang pernah Anda dapatkan. Teori hanya tinggal teori, jika tak tahu bagaimana cara mewujudkannya. Buku ini menjawab ‘kebingungan’ Anda. Mengajak Anda mengurai ‘benang kusut’ teori-teori itu dan menunjukkan langkah praktis satu demi satu untuk menuju kesuksesan hidp melalui pengaturan waktu yang efektif.

Barangkali Anda pernah gagal dalam menggapai keinginan. Buku ini akan memberikan motivasi baru untuk memulainya kembali, serta menunjukkan jalan yang lebih mudah dalam melakukannya. Jadikan buku ini sebagai panduan dalam menjabarkan semua ide dan keinginan
ke langkah yang nyata. Anda mungkin belum mengetahui sebelumnya, bahwa ada cara yang mudah diingat dan sederhana untuk dilakukan dalam mengatur waktu demi mencapai sebagian besar keinginan Anda.
Jadikan buku ini sebagai panduan dalam memjabarkan semua ide dan keinginan ke langkah yamg nyata . Anda mungkin belum mengetahui sebelumnya, bahwa ada cara yang mungkin diingat dan sederhana untuk dilakukan dalam mengatur waktu demi mencapai sebagaian besar keinginan Allah.
Buku initerutama ditunjikan untuk para aktivis dan mereka yang sibuk yang ingin mengatur waktunya secara lebih baik lagi. Tapi secara umum, setiap orang yang ingin merahi sukses hendaknya membaca buku ini. Mahasiswa, pelajar, karyawan, pengusaha, kaum perofesional maupun aktivis organisasi dan dakwah dapat menjadikan buku ini sebagai rujukan untuk pengarahan aktivitas mereka agar tetap menuju keberhasilan.
Buku ini juga cocok bagi mereka yang telah sukses dan ingin mempertahankan kesuksesanya. Juga untuk orang yang pernah gagal dan ingin memperbaiki kegagalanya.

Bagi yang sibuk atau merasa kekurangan waktu, buku ini akan membantu mereka terampil mengatur waktu, sehingga menjadi efisein dan efektif. Bagi para manajer, supervisor, konsultan, pembimbing atau pengajar, buku ini akan memberi manfaat tentang
bagaimana mengajari orang yang berada di bawah tanggung jawabnya dalam menerapkan cara-cara mengatur waktu guna mencapai tujuan pribadi maupun organisasi.
Anda bisa menggunakan buku ini pada tahap manapun dalam kehidupan Anda. Bagi yang masih belia akan sangat baik untuk memulai mempelajari buku ini dari awal. Sedang yang telah ber ‘umur’ mungkin dapat langsung membaca bagian-bagian yang dirasa masih perlu perbaikan.
Buku ini sangat tepat jika membacanya pada saat kita perlu mengoreksi cita-cita atau tujuan hidup kita. Atau saat kita akan mengevaluasi langkah-langkah yang kita lakukan untuk mencapai cita-cita kita. Jika ingin lebih merasakan manfaatnya, Anda perlu mempraktekkan langsung apa yang ada pada buku ini. Praktek adalah kunci untuk merasakan manfaat sebuah buku.

Apa yang dimaksud dengan mengatur waktu (manajemen waktu)? Manajemen waktu adalah suatu keterampilan dalam mengatur waktu agar berhasil mencapai cita-cita atau tujuan hidup positif yang dikehendaki. Jika tujuan hidup positif telah tercapai berarti
Anda telah menjadi orang yang sukses. Sebab orang yang sukses adalah orang yang berhasil mencapai tujuan hidup positif yang dikehendakinya.
Di sekitar kita, ada empat macam orang. Orang yang tidak tahu tujuan hidupnya, orang yang tahu tujuan hidupnya tapi tak tahu bagaimana cara mencapainya, orang yang tahu tujuan hidupnya dan tahu bagaimana cara mencapainya, serta orang yang tahu tujuan hidup yang benar dan tahu bagaimana cara mencapainya. Termasuk manakah Anda?
Di kelompok manapun, Anda jelas membutuhkan keterampilan mengatur waktu (Time Management). Bahkan jika direnungkan, keterampilan mengatur waktu lebih utama untuk dipelajari daripada ketrampilan atau keahlian yang bersifat sektoral, seperti keterampilan di bidang komputer, arsitektur, kedokteran, ekonomi, dan sebagainya. Sebab jika keterampilan sektoral hanya mengelola satu aspek dari kehidupan manusia yang kompleks, keterampilan manajemen waktu justru mengelola seluruh aspek kehidupan manusia agar tercapai keseimbangan dan keselarasan.
Namun sayangnya, keterampilan mengatur waktu kerap dianggap sepele. Barangkali karena anggapan bahwa keterampilan mengatur waktu akan bisa dengan sendirinya melalui pengalaman hidup, sehingga tak perlu dipelajari. Atau anggapan bahwa mengatur waktu dapat berarti merubah kebiasaan yang sudah bertahun-tahun dilakukan, sehingga sulit untuk dilaksanakan. Atau mungkin juga ada anggapan hidup setiap manusia sudah merupakan takdir yang tak dapat diubah, sehingga tak perlu susah payah mengaturnya.
Semua anggapan tersebut tentu saja keliru karena seperti keterampilan lain yang dapat dipelajari, keterampilan manajemen waktu juga dapat dipelejari dan dilakukan. Jadi masalahnya terletak pada kemauan. Maukah Anda untuk menata hidup lebih baik lagi? Maukah Anda mencapai cita-cita yang Anda inginkan? Maukah Anda hidup secara seimbang dan selaras, sehingga memperoleh ketenangan dan kepuasaan batin? Maukah Anda bangkit kembali setelah gagal? Jika jawabannya, ya. Berarti Anda membutuhkan buku ini untuk membantu Anda menata kembali kehidupan Anda.
Beberapa manfaat yang didapatkan jika Anda terampil mengatur waktu, antara lain:

Ê
Anda menjadi mantap dan semangat
untuk menjalani hidup.

Anda tahu apa dan bagaimana cara mengisi hidup ini. Anda tidak mudah bingung dan terombang-ambing dalam mengambil keputusan. Sebab Anda tahu mau ke mana Anda melangkah.

Ë
Anda dapat hidup
secara seimbang dan selaras.

Semua orang yang perlu Anda layani akan terpenuhi secara cukup. Tidak ada lagi ketidakseimbangan antara pekerjaan dan keluarga. Atau antara kebutuhan fisik dan ruhani.

Ì
Anda dapat mencapai cita-cita
atau tujuan hidup yang Anda kehendaki.

Sebab Anda telah melakukan perencanaan untuk dapat meraihnya. Merencanakan adalah setengah dari keberhasilan Anda untuk mencapai apa yang Anda inginkan.

Í
Anda akan termotivasi untuk melakukan
apa yang Anda inginkan.

Anda telah memilih tujuan hidup yang Anda sukai dan Anda telah merencanakannya sendiri. Semua itu akan menantang Anda untuk mewujudkannya.

Î
Anda akan dapat memanfaatkan waktu
dengan baik.

Waktu Anda akan berlalu secara produktif. Anda tak akan menyesali waktu yang telah berlalu di kemudian hari.

Ï
Anda akan terhindar dari keletihan kronis dan
stres yang dapat berakibat pada gangguan
psikologis dan fisik.

Perencanaan kegiatan membuat Anda terhindar dari keterdesakan waktu dan dari jebakan kegiatan yang tak perlu.

Ð
Anda menjadi orang
yang lebih percaya diri dan kreatif.

Anda akan lebih bersungguh-sungguh untuk meraih masa depan tanpa sikap pesimis. Kepercayaan diri dan kreativitas merupakan modal untuk meraih kesuksesan.

Ñ
Anda tak lagi kesepian.

Hidup Anda penuh dengan pengalaman beragam bersama orang lain. Anda akan menjadi orang yang suka bekerjasama dan bersosialisasi. Walaupun Anda dapat melakukan segala sesuatu sendirian, tapi Anda tahu hasil yang lebih besar akan Anda dapatkan jika bersinergi dengan orang lain.

Untuk mengatur waktu dengan metode Breaking The Time, ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan. Tahapan tersebut adalah:


1. Membuat Misi;
2. Menentukan Peran;
3. Membuat Visi Peran;
4. Membuat rencana Pekanan; dan
5. Membuat Rencana Harian.

Semua tahapan Breaking The Time tersebut sebaiknya Anda pelajari dan praktekkan dengan sungguh-sungguh. Sebab masing-masing tahapan tersebut saling melengkapi dan saling menguatkan satu sama lain m


Membuat Misi
Menentukan Peran
Membuat Visi Peran
Membuat Rencana Pekanan
Membuat Rencana Harian











Gambar 3
Model Breaking The Time


Tahapan I
Membuat Misi

“Bagaimana yang sesungguhnya dari dunia ini ialah
yang memberimu kemuliaan diri”

(Ali bin Abu Thalib)

Mengendalikan waktu dengan metode Breaking The Time dimulai dari pembuat misi. Sebab misi menjawab pertanyaan yang paling mendasar dari keberadaan kita di dunia. Siapa sebenarnya kita? Dan apa maksud keberadaan kita di dunia? Setiap orang mungkin saja mempunyai jawaban berbeda-beda. Namun apa pun jawabannya, sadar atau tidak, mencerminkan misi hidup Anda.
Istilah misi sebetulnya lebih populer dalam dunia bisnis dan manajemen. Perusahaan-perusahaan maju menjadikan misi sebagai ‘jiwa’ yang mewarnai tindakan dan pengambilan keputusan mereka. Misi dalam bisnis diartikan sebbagai maksud utama yang unik yang menggambarkan produk atau jasa utama dari perusahaan, segmen pasar yang diambil, dan ruang lingkup yang ditekankan agar dapat bersaing dengan perusahaan sejenis.
Namun sebenarnya misi bukanlah monopoli dunia bisnis dan manajemen. Misi dapat digunakan dalam semua bidang, baik dalam lingkup kelompok maupun individu.
Ketika misi digunakan dalam lingkup individu, misi berarti kristalisasi nilai-nilai yang diyakini kebenarannya oleh seseorang. Ini mencakup seluruh nilai-nilai yang membentuk sifat, sikap, dan perilaku seseorang. Baik nilai yang berasal orang tua, keluarga, budaya, bangsa, mmaupun agama. Baik nilai-nilai yang mempengaruhi seseorang di masa lalu, kini maupun di masa depan. Pendek kata, misi adalah azas dari setiap pribadi. Misi merupakan intisari dari seluruh nilai-nilai yang mempengaruhi pola pikir dan perasaan seseorang. Misi adalah dasar kepribadian seseorang.
Seberapa penting misi bagi kehidupan kita? Sadar atau tidak, misi sangat mempengaruhi kehidupan kita. Semua tindakan dan keputusan kita dipengaruhi olehnya. Jika hidup ini berarti memilih untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu, maka misilah yang menuntun kita untuk menentukan pilihan tersebut.
Namun sayangnya, tak semua orang tahu bahwa ia memiliki misi hidup tertentu. Jika ditayangkan apa misi hidupnya? Biasanya ia tak dapat menjawabnya dengan pasti. Jawaban seperti, “Aku tak tahu apa misi hidupku. Bagiku hidup ini mesti dijalani apa adanya”, atau “Bagiku hidup ini bagai air yang mengalir saja”, menunjukkan ketidaktahuannya tentang misi hidup.
Bahkan mereka yang sadar memiliki misi hidup tertentu kadangkala tak tahu apakah misi hidupnya itu baik atau tidak. Apakah misi tersebut dapat membantu mereka untuk sukses dalam hidup atau tidak? Namun yang jelas adalah bahwa setiap manusia pasti memiliki misi hidup.

Secara garis besar, misi hidup dan dua macam yakni misi hidup positif dan negatif. Misi hidup positif adalah misi hidup yang luhur. Misi
hidup yang dipengaruhi oleh nilai-nilai prinsip, seperti kebaikan, kejujuran, keadilan, kedamaian, kesetiaan, keselamatan, kesejahteraan, ketentraman dan kebahagiaan. Nilai-nilai tersebut berlaku universal dan abadi.
Sebaliknya misi hidup negatif adalah misi yang dipengaruhi oleh nilai-nilai hedonis dan semu, seperti kedustaan, kelicikan, kezaliman, kesewenangan, kejahatan, kekikiran, keegoisan, dan ketidaksetiaan. Mungkin orang yang bersangkutan sendiri tidak menyadari bahwa misi hidupnya negatif. Namun orang lain cepat mengetahuinya, biasanya orang yang bermisi negatif terlihat pada cara-cara yang mereka gunakan dalam mencapai tujuan yaitu menghalalkan segala cara.
Orang yang misi hidupnya negatif akan mengejar berbagai keinginan yang bersifat kepuasan nafsu pribadi, tanpa mempedulikan orang lain. Orientasi hidupnya diarahkan untuk mendapatkan berbagai hal yang bersifat semu dan materi. Ia mengejar sesuatu yang sebetulnya tak akan mampu membuatnya tenang dan hidup bahagia, kecuali sesaat. Sesuatu itu dapat berupa harta, uang, kedudukan, pekerjaan, keluarga, golongan, teman, musuh, dan sebagainya.
Contoh orang yang misi hidupnya negatif adalah orang yang menggunakan kelicikan untuk mencapai keinginannya. Ia berlaku curang dan menipu untuk mencapai tujuan. Contoh lain adalah orang yang tidak setia. Berkata baik di depan seseorang, tapi di belakangnya sering menjelek-jelekkannya. Atau orang yang sering tidak konsisten dengan apa yang diucapkannya. Sering melanggar ucapan atau janjinya sendiri.
Orang yang bermisi positif adalah orang yang berpegang pada prinsip-prinsip universal, seperti kebaikan, kejujuran, kesetiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut berlaku dan diakui oleh seluruh manusia normal di seluruh dunia. Biasanya nilai-nilai tersebut juga merupakan norma dalam masyarakat beradab yang diajarkan secara turun temurun.
Jika kita renungkan, nilai-nilai universal tersebut sesungguhnya berasal dari Allah Yang Maha Esa. Allah mengajarkan nilai-nilai luhur tersebut melalui para rasul-Nya. juga melalui hati nurani (fithrah) yang selalu mengajak kita ke arah kebaikan. Nilai-nilai universal ini melingkupi nilai-nilai yang bersifat semu. Artinya jika kita berpegang teguh pada nilai-nilai universal, kita bukan hanya mendapatkan kebahagiaan jiwa tapi juga kenikmatan materi.
Sayangnya bagi sebagian orang, berpegang teguh pada nilai-nilai universal dianggap sulit. Banyak godaan dan cobaan yang menghadang sehingga membuat mereka, secara sadar atau tidak, lebih memilih misi hidup negatif. Yakni misi yang nilai-nilainya cenderung egois dan destruktif bagi orang lain.















Misi Positif Mendorong ke Luar Misi negatif

Gambar 5
Lingkaran Misi



Orang yang sadar tentang misi hidupnya tentu berbeda dengan orang yang
tak tahu tentang misi hidupnya. Orang yang tahu misi hidupnya juga berbeda antara orang yang tahu apakah misi hidupnya positif atau negatif.
Jika ingin terampil ‘menerobos’ waktu, Anda perlu menyadari apakah misi hidup Anda positif atau negatif. Untuk itu, beberapa ciri misi hidup yang positif di bawah ini akan dapat membantu Anda untuk mengidentifikasi apakah misi hidup Anda positif atau negatif:

Ê
Luhur

Misi hidup positif adalah misi yang luhur dan ideal. Misi yang bersumber pada nilai-nilai universal yang berasal dari Allah. Bukan bersumber pada nilai-nilai negatif yang destruktif.

Ë
Fleksibel

Misi juga harus fleksibel. Tidak terlalu kaku, dan memberi ruang bagi perubahan-perubahan cara untuk mencapai tujuan. Misi yang tidak fleksibel membuat orang yang menyandang misi tersebut kehilangan kreativitasnya dalam menerjemahkan misi tersebut ke dalam langkah operasional.

Ì
Menarik

Misi yang menarik berarti misi yang mampu memotivasi penyandangnya untuk senantiasa menjalankan dan mempertahankannya dalam berbagai situasi. Misi yang menarik juga bersifat optimistis dan menekankan harapan daripada kekhawatiran.

Í
Spiritual

Spiritual di sini berarti misi bersifat non materi dan abstrak. Ia tak dapat diukur secara kuantitatif, hanya dapat dirasakan secara subyektif melalui pendekatan kualitatif.

Î
Jelas

Misi harus jelek, sehingga mudah memahami dan menghayatinya. Misi yang jelas biasanya mengandung kata-kata yang tidak mempunyai makna ganda. Misi yang memakai kata-kata puitis mungkin menarik, tapi kadang kala sulit di mengerti.

Ï
Singkat

Misi sebaiknya singkat dan padat. Dianjurkan hanya menggunakan satu kalimat. Jika terpaksa, boleh juga menggunakan beberapa kalimat, tapi sebaiknya tidak lebih dari tiga kalimat. Misi perlu dibuat singkat agar lebih mudah diingat dan dihafal.

Membuat misi secara tertulis merupakan konsekuensi dari Breaking The Time. Misi harus tertulis agar lebih mudah diingat, dihafal, di mengerti dan dihayati. Misi yang tidak ditulis menunjukkan ketidaksungguhan dalam pembuatannya. Ketika memutuskan sebuah
misi segera tuangkan dalam tulisan misi sebab dari sama akan segera tumbuh sebuah komitmen kuat dalam menjalankannya.


BAGAIMANA CARA MEMBUAT MISI?


LANGKAH 1
Menjawab enam unsur misi

Pernyataan misi secara tertulis, sebaiknya mencakup jawaban dari berbagai unsur pertanyaan berikut ini:

1. Siapa saya
2. Mengapa saya ada?
3. Apa keunggulan/ kelebihan yang saya milik?
4. Untuk siapa saya bekerja?
5. Apa hasil/ produk dari pekerjaan saya?
6. Dimana saya mengerjakannya? (opsional)

Mari kita lihat contoh:
Ahmad Saputra bekerja sebagai dosen Fakultas Psikologi pada sebuah perguruan tinggi di Jakarta. Saat ini berusia 32 tahun, mempunyai seorang isteri dan 2 orang anak. Selain dosen, Ahmad juga sering berceramah dan mengisi pelatihan tentang prikologi serta pengembangan pribadi. Ia juga aktif dalam kegiatan pelayanan masyarakat. Di antaranya tercatat sebagai pengurus sebuah LSM psikologi remaja, pengurus kperasi serba usaha, dan pembina pengajian remaja di tempat tinggalnya. Ahmad dikenal sebagai orang yang aktif, kreatif, dan senantiasa optimis menatap masa depan. Ia juga sering menulis artikel di berbagai media massa ibukota.

Setelah mempelajari buku ini, Ahmad bertekad untuk menata hidupnya lebih teratur. Ia perlu membuat misi hidupnya secara tertulis. Langkah pertama yang dilakukannya adalah mencoba menjawab secara spontan dan jujur enam pertanyaan unsur misi pada selembar kertas. Ahmad menjawab pertanyaan tersebut sebagai berikut:

Pertanyaan
Jawaban
Siapa Saya?
Makhluk ciptaan Allah
Mengapa saya ada?
Untuk berbuat baik
Apa keunggulan/
Kelebihan yang saya
miliki?
Berpendidikan,
Ulet dan kreatif
Untuk siapa saya
Bekerja?
Untuk masyarakat
di sekitar saya
Apa hasil/produk
dari pekerjaan saya?
Pemberdayaan
orang lain
Dimana saya
Mengerjakannya?
Di dunia

Dalam menjawab pertanyaan mengenai misi, Anda perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Ê
Siapa saya?

Jawaban harus mencerminkan diri Anda sebagai manusia seutuhnya. Jangan menjawab secara parsial, misalnya: saya adalah asisten dosen, saya adalah anak dari bapak saya, saya adalah Ahmad Saputra (menyebutkan nama).

Ë
Mengapa saya ada?

Menurut Anda mengapa Anda lahir dan berada di dunia ini. Jawablah secara jujur dan apa adanya. Anda harus menjawab sesuai pendapat Anda, bukan menurut pendapat orang lain, pendapat pakar, atau buku-buku.

Ì
Apa keunggulan / kelebihan
yang saya miliki?

Pertanyaan ini sebetulnya mudah. Setiap orang pasti memiliki keunggulan. Jika merasa sulit karena tak tahu pasti apa keunggulan Anda, cobalah renungkan kegiatan apa yang Anda senangi? Atau apa hobi Anda? Bisa juga dengan melihat prestasi yang pernah Anda dapatkan di masa lalu. Biasanya keunggulan yang kita miliki berawal dari senang mengerjakannya atau karena kita ahli mengerjakannya (berprestasi). Perlu diperhatikan bahwa yang dimaksud keunggulan di sini adalah yang telah Anda miliki ketika Anda menulis misi ini, bukan yang akan Anda miliki di masa depan.

Í
Untuk siapa saya bekerja?

Yang dimaksud bekerja bukanlah sebatas pekerjaan formal atau profsi Anda. Tapi adalah untuk siapa Anda hidup dan beraktivitas di dunia ini? Penekanannya kepada siapa yang Anda layani selama ini? Atau yang akan Anda layani di masa datang?

Î
Apa hasil / produk
dari pekerjaan saya?

Hasil/produk dapat berupa barang atau jasa. Jika hasil Anda banyak, pilih yang paling dominan. Hasil/produk dapat juga berupa manfaat yang Anda hasilkan dari aktivitas Anda yang paling menonjol.

Ï
Dimana saya mengerjakannya?

Jawaban dari pertanyaan ini menunjuk pada tempat di mana Anda biasa beraktivitas selama ini. Tempat tersebut bisa merupakan areal yang sempit atau luas. Jika jawaban Anda merupakan areal yang sempit, seperti nama kelurahan, kecamatan atau kota tertentu, berarti Anda menekankan pada kekhasan misi Anda yang hanya cocok di tempat tersebut. Jika jawaban Anda berareal luas, bahkan dapat dilakukan di mana saja (misalnya Anda menjawab, “di dunia”), Anda dapat mengabaikan pertanyaan ini.


LANGKAH 2
Menggabungkan jawaban
pertanyaan tentang misi menjadi satu
atau beberapa kalimat

Setelah keenam unsur misi dijawab, langkah selanjutnya menyatukannya menjadi satu atau beberapa kalimat. Buat dalam KISS (Keep It Short and Simple), kalimat yang singkat dan sederhana. Susunan kalimat hendaknya memenuhi ciri dari misi yang baik, yaitu menarik, jelas, singkat, mengandung nilai-nilai luhur, bersifat spiritual dan fleksibel. Kalimat tidak harus memakai kata-kata yang persis sama dengan enam jawaban di atas.
Setelah Ahmad menjawab enam pertanyaan yang berkaitan dengan misi, Ahmad mencoba menyusunnya menjadi satu kalimat. Ia menulis masing-masing jawaban tersebut pada karton yang dibuat seukuran kartu. Kemudian memindah-mindahkan posisi kartu sampai menjadi sebuah kalimat yang baik dan menarik.
Akhirnya Ahmad menemukan kalimat yang tepat untuk misi hidupnya, yaitu:

“Saya adalah makhluk ciptaan Allah yang
berpendidikan, ulet dan kreatif yang bertekad untuk
selalu berbuat baik dengan cara memberdayakan
masyarakat di sekitar saya.”

Dengan selesainya langkah 2 ini, Anda telah membuat pernyataan misi secara tertulis. Misi tersebut sebaiknya dihapal dan dihayati. Misi akan berguna untuk menilaui setiap alternatif tindakan Anda ke depan. Setiap malam atau di pagi hari, Anda perlu melakukan instrospeksi apakah tindakan Anda yang lalu sesuai atau tidak dengan misi hidup Anda. Jika tidak, apa sebab dan dimana kendalanya. Kemudian perbaharui komitmen Anda agar lain kali senantiasa bertindak sesuai dengan misi hidup Anda.
Pernyataan misi tertulis diubah setiap saat sesuai dengan keinginan Anda. Namun walau misi bersifat fleksibel, sebaiknya misi jangan terlalu sering diubah. Sebab misi mempengaruhi tindakan. Jika misi sering diubah maka tindakan kita menjadi tidak konsisten atau plin-plan. Kita seperti orang yang memintal benang, kemudian diurai lagi, demikian seterusnya. Selain itu, misi yang seriang diubah juga menunjukan kurang matangnya pribadi kita terhadap nilai-nilai yang kita yakini.
Misi tak akan banyak gunanya jika Anda hanya membuatnya secara tertulis tapi tidak direalisasikan dalam tindakan. Misi yang selalu direlisasikan dalam tindakan akan membuat Anda menjadi diri Anda sendiri (be your self). Anda menjadi tidak tergangu kepada selera atau keinginan orang lain. Pribadi Anda menjadi utuh dan terhindar dari split of personality (kepribadian yang pecah), sehingga menjadikan anda mantap dan tenang dalam hidup.
Jika Anda selalu komitmen dengan misi anda, berarti Anda telah mempunyai modal awal yang baik untuk terampil mengatur waktu Anda. Anda telah mampu mengendalikan diri. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan diri untuk melangkah pada pada tahap selanjutnya dari Breaking The Time m


Tahapan II
Menentukan Peran

“Barangsiapa yang naik panggung tanpa persiapan,
maka ia akan turun dengan kehinaan”

(Shakespeare)

Misi hidup tak ada gunanya jika tidak ada penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika menerapkan misi, kita akan menerapkannya dalam berbagai peran hidup kita. Peran adalah posisi atau kedudukan di mana seseorang diharapkan melakukan perilaku tertentu.
Dalam kehidupan ini, setiap orang memiliki peran yang bermacam-macam. Peran-peran itu dijalankan oleh setiap orang secara berbarengan menurut takaran yang berbeda. Ada peran yang utama, karena waktu dan tenaga kita lebih banyak tercurah di sana. Ada pula peran pembantu, yang walau membutuhkan porsi waktu dan tenaga yang kecil, namun tetap juga harus diperhatikan. Pendek kata tidak ada orang yang hanya memiliki satu peran. Sebagai contoh, Anda mungkin mempunyai peran sebagai karyawan, di samping itu sebagai mahasiswa sekaligus anak dari sebuah keluarga.
Orang yang tidak dapat seimbang dalam memenuhi semua perannya kemungkinan besar akan mengalami kegagalan dan kekecewaan hidup. Misalnya, jika Anda terlalu sibuk bekerja di kantor (berperan sebagai karyawan), Anda mungkin dapat melalaikan peran Anda sebagai suami atau ayah dari anak-anak (peran sebagai keluarga). Hal ini disebabkan Anda tidak lagi mempunyai waktu yang cukup untuk mengurusi keluarga Anda.





Profesi/
Pekerjaan

Keluarga

Studi
Warga Masyarakat

Pengabdian

Dll
PERAN













Gambar 9
Lingkaran peran/ pekerjaan, keluarga, pengabdian, studi,
warga masyarakat, dll

Karena itu, dibutuhkan kemampuan untuk dapat mengatur berbagai peran hidup Anda. Manajemen waktu bermanfaat untuk bisa mengatur berbagai peran hidup secara seimbang dan harmonis. Manajemen waktu mengajarkan kepada kita untuk dapat memenuhi setiap tuntutan peran tersebut secara proporsional. Sebab masing-masing peran dalam kehidupan kita merupakan bagian yang tak terpisah dari kebahagiaan dan kesuksesan kita. Orang yang mampu mengatur drinya sendiri berarti mampu memainkan perannya dengan baik. Bukan hanya pada satu peran, tapi pada semua peran dalam hidupnya.

Mungkin kepedihan yang paling dalam dan sering terungkap dalam kaitan dengan mengatur diri dan waktu adalah ketika muncul ketidakseimbangan.
Banyak orang yang setelah sekian lama menjalani hidup akhirnya sampai pada kesadaran yang menyakitkan bahwa betapa banyak hal penting dalam hidup mereka selama ini terabaikan. Mereka menyadari bahwa mereka telah menggunakan amat banyak waktu dan tenaga dalam satu bidang kehidupan –seperti bisnis, olahraga, atau pelayanan masyarakat—dengan mengorbankan bidang yang lain, seperti kesehatan, keluarga dan teman-teman. Mereka sadar akan adanya berbagai peran tersebut, tetapi tak tahu bagaimana cara mengalokasikannya. Peran mereka tampaknya terus menerus saling bertentangan dan bersaing, karena keterbatasan waktu maupun perhatian.
Jelas, dibutuhkan keseimbangan antar peran jika kita tak mau menyesal di kemudian hari. Keseimbangan merupakan nilai universal yang selalu kita lihat perwujudannya setiap hari. Keseimbangan alam, keseimbangan kekuatan, keseimbangan neraca perdagangan, keseimbangan makanan (makanan yang komposisinya seimbang) merupakan bagian dari keseimbangan universal. Keseimbangan merupakan kunci dari kehormatan. Keseimbangan peran merupakan kunci dari kesuksesan dan ketenangan hidup.
Tetapi, bagaimana kita dapat memelihara keseimbangan dalam peran hidup kita? Apakah itu berarti lari dari satu peran ke peran lain dengan cepat untuk menangani semuanya setiap hari? Atau, kita memusatkan diri pada satu peran, kemudian setelah selesai baru memperhatikan peran yang lain? Banyak di antara kita yang terbiasa sejak kecil untuk melihat peran sebagai “kotak-kotak” kehidupan yang terpisah. Kita pergi ke kelas-kelas yang berbeda di sekolah, kita memiliki mata pelajaran yang terpisah-pisah, kita memiliki buku teks yang berbeda-beda, dan tidak pernah terlintas di benak kita bahwa terdapat hubungan antara satu dengan yang lain. Pengotak-kotakan itu berubah menjadi watak kita juga. Siapa diri kita di tempat kerja berbeda dengan diri kita di tengah keluarga. Apa yang kita lakukan di depan orang banyak berbeda dengan apa yang kita lakukan ketika sendirian. Inilah dampak dari watak pengkotak-kotakan yang dapat berakibat pada ketidakseimbangan hidup kita.
Pada kenyataannya, peran-peran itu merupakan bagian dari suatu keseluruhan yang amat saling terkait, di mana masing-masing peran merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi. Sebagaimana dikatakan oleh Gandhi, “Orang tidak dapat melakukan sesuatu yang benar dalam satu bidang kehidupan sementara dia sibuk melakukan kesalahan di bidang lain. Kehidupan adalah satu keseluruhan yang tak terbagi”.
Ketika Anda menerapkan keseimbangan peran dalam hidup Anda, itu tidak berarti sama dengan berlari di antara kotak-kotak kehidupan. Keseimbangan adalagh suatu ekuilibrium dinamis. Keseimbangan berarti bahwa semua bagian beroperasi secara bersama-sama secara sinergis dalam suatu keseluruhan yang amat saling terkait. keseiMbangan bukanlah berwujud ‘atau’ melainkan perwujudan dari ‘dan’.

Kita perlu menciptakan sinergi antar peran kita. Sinergi antar peran dapat menghemat waktu maupun tenaga. Dengan mengajak anak ke toko buku, kita dapat mengembangkan diri sebagai upaya menjalankan
peran pekerjaan sekaligus pada saat yang sama membina hubungan yang lebih baik dengan anak sebagai upaya menjalankan peran keluarga. Kalau kita harus memeriksa pabrik dan melatih seorang asisten baru, kita dapat memandang kegiatan pemeriksaan bersama dengan asisten itu sebagai cara melatih dia (sinergi peran pekerjaan dan peran pemberdayaan pegawai).
Memahami sinergi antar peran akan membantu kita mengatasi dikotomi “atau”. Seorang wanita yang bekerja dan mempunyai anak dapat mengatasi dikotomi yang membingungkan antara bersama dengan anak-anak atau bekerja. Ia bergairah menjadi ibu karena memahami perannya sebagai ibu yang tak dapat ditinggalkan dan tidak lupa untuk mengembangkan potensinya melalui kerja.
Kalau Anda memandang peran-peran sebagai bagian hidup yang terpisah-pisah maka sesungguhnya Anda sedang mengembangkan suatu mentalitas kelangkaan waktu. Anda merasa selalu dikejar-kejar waktu. Memanfaatkan waktu dalam satu peran berarti kita tidak dapat memanfaatkannya untuk peran yang lain. Ini berarti menang kalah (satu peran menang, peran lain kalah). Akhirnya kita berkompetisi dengan diri sendiri.






Profesi/
Pekerjaan

Keluarga

Warga Masyarakat

Pengabdian
PERAN
Sinergi
Sinergi


















Gambar 10. Sinergi antar peran

Namun dengan sinergi antar peran, Anda menumbuhkan mentalitas berlimpahnya waktu. Waktu Anda banyak dan dapat dipergunakan secara cukup untuk memenuhi peran Anda. Anda akan selalu berpikir menang dan menang. Memandang semua peran sebagai bagian dari suatu keseluruhan yang saling terkait. Kecerdikan dan kreativitas dibutuhkan untuk mampu melakukan sinergi antar peran dalam hidp keseharian Anda.


LALU APA LANGKAH APLIKATIF
UNTUK MENENTUKAN PERAN ANDA?



LANGKAH 1
Menginventarisir Peran

Langkah pertama yang perlu Anda lakukan adalah menginventarisir (mendata) peran Anda selama ini. Setiap orang akan berbeda dalam menginventarisir jumlah perannya. Tidak ada patokan yang khusus untuk mengklasifikasikan peran, tapi beberapa petunjuk di bawah ini dapat Anda gunakan untuk mengklasifikasi peran:

1. Aktivitas yang membutuhkan tanggung jawab Anda;
2. Aktivitas yang sering/rutin Anda lakukan (setiap hari, setiap pekan, setiap bulan atau setiap tahun),
3. Aktivitas yang berhubungan dengan orang lain;
4. Aktivitas yang membutuhkan cukup banyak waktu untuk melakukannya.

Setelah membuat misi, Ahmad Saputra mencoba menginventarisir perannya. Hasil catatannya tercantum seperti di bawah ini:

n Dosen
n Penceramah
n Instruktur
n Ayah
n Suami
n Anak (dari orang tuanya)
n Saudara (dari keluarga besarnya)
n Warga masyarakat (di lingkungan tempat tinggal)
n Penulis artikel
n Pengurus LSM
n Pengurus koperasi
n Pembina pengajian remaja
n Pemain bola
n Membaca buku
n Sholat dan ibadah lainnya


LANGKAH 2
Menyeleksi peran

Setelah menginventarisir peran, Anda perlu melakukan seleksi peran. Seleksi peran dilakukan dengan dua cara:

Ê
Menyisihkan peran
yang tidak sesuai dengan misi hidup

Peran yang telah dinventarisir harus dinilai secara jujur apakah sesuai dengan misi atau tidak. Peran yang tidak sesuai dengan misi harus Anda tinggalkan. Artinya, Anda tidak lagi melakukan aktivitas tersebut. Jangan segan-segan untuk menghilangkan peran yang tidak sesuai dengan misi Anda. Anda harus berani mengambil keputusan, jangan takut meninggalkan peran yang tidak sesuai dengan misi hidup Anda. Misalkan ketika Anda menginventarisir peran terdapat peran sebagai pengedar narkoba, padahal misi hidup Anda adalah pemberdayaan terhadap orang lain, maka tinggalkan peran sebagai pengedar narkoba. Ubah usaha Anda agar sesuai dengan misi hidup Anda. Contoh lain, jika misi hidup Anda mencari ridho Allah, maka tinggalkan peran yang menjauhi Anda dari ridho Allah, seperti bekerja pada tempat yang tidak halal atau maksiat. Jika Anda belum mampu meningalkan peran yang tidak sesuai dengan misi Anda, jadikan ia sebagai peran tersendiri. Lalu buat visi untuk meninggalkannya di masa depan (akan diterangkan pada bagian ‘Membuat Visi peran’).

Ë
Mengelompokkan peran-peran sejenis

Pengelompokkan ini bertujuan untuk mengurangi jumlah peran. Sebaiknya peran yang kita miliki tidak lebih dari tujuh buah agar mudah membagi waktunya. Kelompokkan peran berdasarkan sifatnya yang sama. Misalnya peran berdasarkan sifatnya yang sama. Misalnya peran sebagai ayah, suami, dan saudara dapat dikelompokkan dalam satu peran yang sama, yakni peran keluarga. Peran olahraga dan belajar dapat dikelompokkan dalam peran pengambangan diri. Namun peran yang menurut Anda sangat penting bagi misi Anda, sebaiknya jangan dikelompokkan. Biarkan ia menjadi satu peran tersendiri karena Anda membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak untuk menjalankannya.
Kelompokkan juga peran menjadi peran utama atau peran pembantu. Peran utama adalah peran yang sangat penting untuk pencapaian misi hidup Anda. Peran yang membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengerjakannya. Sedang peran pembantu adalah peran yang perlu ada sebagai tuntutan untuk menunjang pencapaian misi hidup Anda. Peran yang tidak membutuhkan waktu terlalu banyak dibanding peran utama.
Anda juga perlu membuat peran pengembangan diri secara tersendiri. Peran ini sebaiknya selalu ada dan tidak digabung dengan peran lainnya. Hal ini agar Anda senantiasa mempunyai waktu untuk mengembangkan diri, baik secara moral, intelektual, sosial maupun fisik.
Ahmad Saputra meneruskan langkahnya untuk menentukan peran dengan menseleksi peran yang tlah diiventarisir. Mula-mula ia mengelompokkan peran-peran sejenis atau yang sifatnya hampir sama. Ia mengelompokkan peran penceramah dan instruktur dalam satu peran. Peran ayah, suami, anak dan saudara dalam satu peran keluarga. Peran pengurus LSM dan koperasi dalam satu peran organisator. Peran pemain bola, membaca buku dan sholat dalam satu peran pengembangan diri. Peran dosen, penulis artkel, warga masyarakat dibiarkannya tetap dalam satu peran, karena Ahmad menganggap peran tersebut penting dalam mengaplikasikan misinya.
Setelah itu Ahmad menilai apakah peran-peran tersebut sesuai dengan misi hidupnya. Ternyata, menurut Ahmad, semua peran tersebut sesuai dengan misi hidupnya. Daftar peran Ahmad berubah menjadi seperti berikut:

- Dosen
- Pembicara (Penceramah, Instruktur)
- Keluarga (Ayah, Suami, Anak, Saudara)
- Warga masyarakat (di lingkungan tempat tinggal)
- Penulis artikel
- Organisator (Pengurus LSM, Pengurus koperasi, Pembina pengajian remaja)
- Pengembangan diri (Pemain bola, Membaca buku, Sholat dan ibadag lainnya).

Peran yang telah ditentukan sebaiknya ditinjau pada waktu-waktu tertentu. Paling lama Anda perlu mengevaluasi peran Anda tiga bulan sekali. Anda perlu mengavaluasi apakah peran-peran itu masih relevan dengan misi atau tidak. Apakah ada peluang yang membuat Anda perlu memasukkan peran yang baru? Apakah ada tantangan atau ancaman yang memaksa Anda perlu mengubah atau meninggalkan peran-peran tertentu? Misalkan Anda yang tadinya sebagai karyawan mendapat promosi sebagai direktur keuangan, maka Anda perlu mengubah peran Anda. Atau mungkin Anda trpaksa meninggalkan peran sebagai karyawan, karena di-PHK oleh perusahaan Anda. Bisa juga Anda berhenti sebagai pengurus koperasi karena pergantian pengurus. Karena itu, peran bukanlah sesuatu yang statis, ia fleksibel dan dapat diubah sesuai dengan kebutuhan, peluang atau tantangan yang ada, asalkan ia tetap sesuai dengan misi Anda. Jika misi hidup Anda berubah, maka dapat dipastikan akan banyak peran hidup Anda yang juga berubah m


Tahapan III
Membuat Visi Peran

“Visi membuat kita bergairah dengan pemahaman
akan sumbangan khas yang dapat kita buat”

(Stephen R. Covey)

Setelah Anda menentukan peran sesuai dengan misi yang Anda buat, tibalah saatnya bagi Anda untuk ‘bermimpi’. Sekarang, Anda perlu membuat visi tentang masa depan Anda. Visi ibarat mimpi karena kita membayangkan sesuatu yang masih bersifat harapan. Visi adalah kemampuan untuk melihat apa yang saat ini belum terwujud.
Kekuatan visi sungguh luar biasa! Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki ‘gambaran peran yang berorientasi ke masa depan’ berhasil lebih baik di sekolah dan lebih handal dalam menghadapi tantangan hidup. Tim dan organisasi yang memiliki pemahaman kuat mengenai suatu misi tidak akan mampu mewujudkan misinya tanpa kehadiran visi. Keberhasilan individu, kelompok, atau organisasi salah satunya akibat kekuatan visi yang mereka miliki.

Apabila visi kita terbatas, hanya sebatas harapan tentang apa yang akan terjadi pada esok hari atau lusa, kita cenderung membuat
pilihan berdasarkan apa-apa yang persis berada di depan kita. Kita bereaksi terhadap apa-apa yang mendesak, dorongan perasaan sesaat, atau suasana hati. Kita membuat pilihan berdasarkan pertimbangan orang lain atau kecenderungan lingkungan di sekitar kita. Kita menjadi tidak bisa mengambil keputusan sendiri. Langkah kita terombang-ambing. Keputusan-keputusan kita menjadi tidak konsisten dan berubah-ubah setiap hari.
Apabila visi kita terlalu membumbung tinggi, berdasarkan ilusi yang sama sekali tidak beranjak dari kemampuan-kemampuan kita saat ini, maka pada saatnya visi itu tidak dapat mencapai hasil yang kita harapkan. Visi kita tak lebih merupakan sesuatu yang hampa. Akhirnya kita tak percaya lagi pada harapan-harapan kita.
Apabila visi kita berdasarkan pandangan sosial, kita akan membuat pilihan-pilihan atas dasar harapan-harapan orang lain. Kita tidak menggerakkan potensi dan bakat kita sendiri. Kita tak lagi memiliki hubungan dengan jati diri kita yang unik. Kita hidup berdasarkan kemauan orang lain – keluarga, teman, lawan, media massa. Akhirnya, kita menjadi asing terhadap diri kita sendiri.
Ketika Anda membuta visi, Anda perlu membuatnya berdasarkan kemauan Anda sendiri. Anda perlu membuatnya berdasarkan potensi dan bakat Anda sendiri. Berdasarkan kemampuan dan kelebihan yang Anda miliki saat ini. Atau yang Anda pandang merupakan kelebihan dan kemampuan yang akan Anda miliki. Bukan berdasarkan pandangan orang lain tentang kemampuan dan kelebihan Anda.
Visi adalah cita-cita dan harapan tentang masa depan Anda sendiri. Anda akan bergairah mencapai visi Anda, jika visi sesuai dengan misi hidup Anda. Pada saat itu visi berubah menjadi motivator yang begitu kuat, yang pada gilirannya menjadi ‘pembakar’ semangat Anda. Ini merupakan energi yang membuat hidup Anda menjadi suatu petualangan yang menarik. Suatu petualangan untuk eraih cita-cita, sehingga Anda berani berkata ‘ya!’ terhadap peluang atau pilihan yang sesuai dengan cita-cita Anda. Sebaliknya berani berkata ‘tidak!’ dengan damai dan penuh keyakinan diri terhadap hal-hal yang kurang sesuai dengan cita-cita Anda.
Visi yang sesuai dengan misi hidup Anda akan membuat Anda semakin mampu mengatasi ketakutan, kesulitan, keraguan, kelesuan dan banyak hal lain yang membuat Anda tak dapat mencapai sesuatu. Sebagai contoh, Khobab bin Arts, sahabat Nabi Muhammad saw yang berasal dari kalangan budak mampu mengatasi segala penderitaan, siksaan dan kesulitan yang dialaminya karena memiliki visi yang sama dengan misi hidupnya. Suatu ketika ia datang kepada Nabi mengeluhkan siksaan yang dialaminya. Pada waktu itu Islam baru dipeluk oleg segelintir orang di kota Mekkah. Nabi Muhammad saw berkata kepadanya, “Wahai Khobab, bersabarlah. Demi Allah sesungguhnya aku melihat sebentar lagi apa yang kita perjuangkan akan memperoleh hasilnya. Aku melihat Islam akan dipeluk oleh seluruh orang di jazirah Arab ini, sehingga orang akan bepergian dengan aman tanpa merasa takut diganggu sedikitpun”. Visi ini, membuat Khobab tegar bertahan mengatasi segala penderitaan yang dialaminya. Kelak ia tercatat dalam sejarah sebagai salah satu sahabat utama Nabi yang sukses di dunia (menjadi gubernur) dan sukses di akhirat (mati syahid).
Pikirkan juga Gandhi, yang muncul dari latar belakang ketakutan, kekurangan, dan ketidakamanan pada masa penjajahan Inggris di India. Ia pada dasarnya mempunyai sifat pemalu dan sulit bergaul. Namun ketika melihat ketidakadilan yang dialami orang India, lahirlah visi dalam benak dan hatinya. Visi yang menumbuhkan gagasan sebuah masyarakat egaliter. Di mana setiap orang berkedudukan sama tanpa ada yang menindas hak azasi orang lain. Menjelang akhir hidupnya, ia berkata, “Saya memandang diri saya tidak lebih daripada orang biasa dengan keampuan di bawah rata-rata. Saya sama sekali tidak meragukan bahwa setiap orang, pria maupun wanita, dapat mencapai apa yang telah saya capai, apabila ia mengupayakan usaha yang sama dan menumbuhkan-kembangkan harapan maupun keyakinan yang sama.”
Ketika Khobab bin Arts dan Mahatma Gandhi memfokuskan diri pada visinya, kelemahan-kelemahan pribadinya lenyap. Mereka bertumpu pada kelebihan dan potensi unik yang dimilikinya, sehingga mereka tumbuh berkembang menjadi orang-orang besar. Visi menciptakan pertumbuhan dan pengembangan diri. Visi membuat orang bergairah, sungguh-sungguh dan cerdik. Kekuatan visi tak dapat disangkal merupakan kunci dari kesuksesan hidup seseorang.




Ciri-Ciri Visi

Visi yang baik adalah visi yang bercirikan:

Ê
Terukur

Visi yang baik adalah visi yang dapat diukur. Kalimat yang digunakan dalam visi sebaiknya bersifat kuantitatif dan spesifik. Jika visi yang dibuat masih memberikan ruang untuk penafsiran ganda, maka perlu dilengkapi dengan indikator keberhasilan visi yang bersifat kuantitatif. Visi yang abstrak dan terlalu global membuat tujuan menjadi kabur, sehingga evaluasi pencapaian visi menjadi sulit dilakukan. Gairah untuk mencapai visi juga menjadi rendah.

Ë
Fleksibel

Walau visi bersifat terukur, namun visi juga perlu memberi ruang untuk terjadinya fleksibilitas pencapaian visi. Misalnya dengan tidak terlalu memberi batasan-batasan yang begitu mendetail terhadap indikator keberhasilan visi. Visi yang fleksibel juga berarti visi yang dapat diubah jika situasi memang mengharuskannya demikian. Sebaiknya visi perlu ditinjau minimal tiga bulan sekali. Hal ini karena peluang dan tantangan di zaman globalisasi saat ini amat cepat berubah. Anda tak prlu takut merubah visi Anda, jika Anda melihat peluang dan tantangan baru di depan Anda. Namun visi yang terlalu cepat berubah juga kurang baik, misalnya berubah setiap pekan atau setiap bulan, karena hal itu berarti Anda sama saja dengan tidak mempunyai tujuan yang pasti.

Ì
Terjangkau

Visi yang baik juga visi yang dapat dijangkau. Tidak merupakan khayalan tanpa dasar sama sekali. Visi perlu bertolak dari kemampuan yang Anda miliki saat ini. Namun visi juga jangan telalu mudah untuk dijangkau, karena hal itu akan membuat Anda menjadi reaktif dan kurang termotivasi untuk mencapainya. Visi perlu menggambarkan tujuan masa depan kita dalam ‘beberapa langkah’, bukan dalam ‘ratusan atau ribuan langkah’ juga bukan dalam ‘satuan langkah’.


Í
Menarik

Visi perlu menarik untuk dicapai. Artinya, Anda sendiri merasa senang dan tertantang untuk mencapai visi tersebut. Untuk itu visi harus merupakan kehendak yang datang dari hati nurani Anda sendiri, bukan berdasarkan cermin sosial –keinginan orang lain atau kehendak lingkungan. Visi yang tidak menarik membuat Anda tidak bergairah untuk mencapainya.

Î
Jelas

Visi sebaiknya menggunakan kalimat yang jelas dan mudah dipahami oleh Anda sendiri. Hindari penggunaan kata yang terlalu puitis atau yang dapat ditafsirkan dengan berbeda.

Ï
Singkat

Sebaiknya kalimat visi juga jangan terlalu panjang. Jika terpaksa memakai kalimat yang panjang. Pecah kalimat tersebut dalam beberapa kalimat. Jadi, buatlah visi dengan kalimat yang singkat dan sederhana. Keep it short and simple!

Barangkali Anda sulit untuk menuliskan visi Anda, apalagi menuliskannya sampai kepada tingkat yang lebih spesifik, yakni visi dari setiap peran hidup Anda. Anda bukan hanya perlu membayangkan
bagaimana masa depan Anda, tapi juga bagaimana gambaran masa depan dari setiap peran Anda. Bagaimana gambaran peran Anda sebagai karyawan, suami, atau pemimpin organisasi setahun atau beberapa tahun yang akan datang.
Apabila Anda belum pernah menuliskan pernyataan visi pribadi, atau kalau Anda telah memilikinya, tetapi menginginkan sebuah perspektif yang berbeda, mungkin latihan visualisasi di bawah ini dapat membantu Anda dalam membuat visi.
Bayangkan ulang tahun Anda yang ke-60 atau syukuran perkawinan perak Anda. Bayangkan sebuah acara syukuran yang semarak di mana teman-teman, orang yang Anda cintai, dan para kolega dari segala penjuru tempat yang pernah Anda singgahi dalam hidup Anda, datang untuk menyatakan rasa hormat mereka. Bayangkan serinci mungkin, sejauh Anda bisa yaitu seperti tempat, orang, dan dekorasinya.
Dalam benak, lihatlah mereka satu per satu menyalami Anda. Bayangkan mereka mewakili peran yang Anda mainkan dalam hidup –mungkin sebagai orang tua, guru, manajer atau pegawai negeri. Bayangkan juga bahwa Anda telah berhasil memenuhi semua peran itu sampai batas kemampuan Anda. Apa yang kiranya akan dikatakan mereka? Kualitas Anda yang mana yang akan mereka kenang? Sumbangan istimewa apa yang akan mereka sebutkan? Pandanglah mereka yang hadir dalam acara itu. pengaruh penting apa yang telah Anda buat dalam hidup mereka?
Sementara Anda embayangkan dan merenungkan hal-hal tersebut, berusahalah menulis peran Anda dan penghargaan yang Anda inginkan agar mereka katakan pada kesempatan tersebut.
Cara lain untuk melatih Anda membuat visi adalah semisal membayangkan dengan mata terpejam selama satu menit:

· Sebuah gambar mengenai Anda yang sukses:
· Sebuah gambar mengenai Anda yang bahagia, santai, dan puas;
· Sebuah gambar mengenai Anda sepuluh tahun mendatang;
· Sebuah gambar mengenai Anda yang lebih berat (atau ringan) 10 kilogram;
· Sebuah gambar mengenai Anda yang sedang mengerjakan sesuatu yang Anda mimpikan untuk dikerjakan;
· Sebuah gambar mengenai Anda sedang bercengkerama dengan cucu; dan
· Sebuah gambar mengenai Anda yang mempunyai banyak uang di bank.

Bagaimana perasaan Anda, ketika Anda menatap visi yang dapat ditampilkan dalam hidup Anda? Sekarang, bagaimana seandainya Anda mampu mencapai visi itu dan memastikannya bahwa visi itu sesuai dengan misi hidup Anda yang positif?
Latihan ini akan memberi Anda suatu pemahaman mendalam akan gairah dan kekuatan potensial yang dimiliki oleh visi. Sesungguhnya upaya untuk menciptakan visi yang menggairahkan kita untuk mencapainya membutuhkan kemampuan imajinasi yang kreatif.

Coba Bayangkan Gambar Apakah ini?




Dengan menvisualisasikan gambar di atas, anda bisa menyebut gambar
tersebut sebagai gapura, terowongan, huruf N, huruf U terbalik, pegangan
pintu, isi staples, kursi, dll.

DENGAN CARA YANG SAMA COBA BAYANGKAN GAMBAR APAKAH INI?









Gambar 14
Gambar latihan visualisasi

Cara Membuat Visi Peran


Setelah membuat misi hidup dan menentukan peran yang tepat, kini tibalah bagi Anda untuk membuat pernyataan visi secara tertulis. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah:


LANGKAH 1
Menciptakan visi besar

Anda perlu membuat visi hidup secara global. Visi hidup ini berlaku sepanjang hidup dan biasanya merupakan gambaran yang umum tentang akhir dari masa depan kita. Karena bersifat global, visi ini tidak dapat dikatakan sebagai visi yang sebenarnya. Ia hanya berfungsi sebagai penuntun dalam membuat visi dari setiap peran hidup kita.
Setelah melakukan latihan visualisasi, Ahmad Saputra membuat pernyataan visi hidupnya seperti berikut, “Menjadi pribadi yang berhasil meningkatkan kualitas diri secara maksimal dan memberdayakan orang-orang di sekitar saya”.


LANGKAH 2
Menciptakan visi peran Anda

Visi besar yang berlaku seumur hidup perlu dijabarkan dalam visi setiap peran. Sebab jika tidak dijabarkan, gambarannya masih terlalu umum, sehingga sulit devaluasi tingkat keberhasilannya dari waktu ke waktu.
Berbeda dengan visi besar yang target waktu pencapaiannya seumur hidup. Visi [eran memiliki jangka waktu pencapaian tertentu. Anda dapat memakai tenggang waktu tiga bulan, enam bulan, atau setahun. Namun waktu yang disarankan adalah tiga atau enam bulan. Hal ini karena lingkungan di sekitar kita kerap cepat berubah, sehinga perlu diantisipasi dengan visi peran yang fleksibel.
Setiap habis waktu pencapaian visi peran, Anda perlu mengevaluasinya. Mana di antara visi peran Anda yang sudah tercapai dan mana yang belum. Apa saja faktor keberhasilan dan kegagalan Anda dalam mencapai visi peran yang telah ditentukan. Hal ini sangat berguna dalam membuat kembali visi peran Anda untuk periode mendatang, dan menyesuaikannya dengan peluang dan tantangan baru yang Anda hadapi. Khusus untuk pengembangan diri Anda perlu dibuat visi peran tersendiri yang tidak boleh dihilangkan. Hal ini agar kualitas diri Anda senantiasa meningkat secara intelektual, moral, sosial, dan fisik.
Visi peran perlu dibuat dalam kalimat yang memenuhi ciri visi yang baik –teratur, fleksibel, terjangkau, menarik, jelas, dan singkat. Jika visi peran masih sulit untuk dapat diukur, Anda perlu membuat keterangan berupa indikator keberhasilan visi yang berisi parameter kuantitatif dari visi yang dibuat.
Visi peran perlu dibuat tertulis pada lembar Visi Peran. Hal ini agar mudah dibaca dan diingat. Kebiasaan tidak menuliskannya tujuan (Visi) adalah kebiasaan buruk. Sebab jika hanya mengandalkan ingatan, besar kemungkinan kita akan lupa. Lupa menyebabkan kita, tanpa disadari, tak lagi konsisiten dengan visi awal kita.

No
Peran
Visi 2003
(Jan s.d. Mar 2003
Indikator
Keberhasilan

Dosen
- Menjadi dosen berdedikasi tinggi

- Mengajar minimal 6 sks/semester;
- Mencapai angka kredit min. 20;
- Presentasi kehadiran min. 90% dari jumlah jam mengajar.

Pembicara (Penceramah, Instruktur)
- Berhasil menjadi pembicara profesional

- Menjadi pembicara min. 3x per bulan;
- Membaca buku psikologi/perkembangan pribadi min. 2 buah per bulan;
- Membuat modul pelatihan 2 buah.

Keluarga (Ayah, Suami, Anak, Saudara
- Berhasil terus menerus meningkatkan intelektual, moral dan sosial mereka.

- Firdaus masuk lima besar, hafal ½ juz Al-Qur’an, bisa mengetik di komputer, bisa naik sepeda kecil, berat badan proporsional;
- Nisa masuk TK, hafal 4 doa harian, bisa fatal 26 huruf abjad, berat badan proporsional.

Warga masyarakat (di lingkungan tempat tinggal)
- Dikenal oleh masyarakat

- Sholat jama’ah min. 1 x per hari di mesjid;
- Silaturrahim ke tetangga min 1 x per dua pekan.

Penulis artikel
- Tercapainya produktivitas yang cukup tinggi dalam menulis;
- Aktif dalam kepengurusan organisasi.
- Menulis artikel min. 3 x per bulan;
- Tulisan diterbitkan pada koran nasional min 1 x per buln;
- Mengkliping artikel psikologi/pengembangan pribadi min. 2 artikel perminggu.

Organisator (Pengurus LSM, Pengurus koperasi, Pembina pengajian remaja)

- Mengikuti rapat pengurus LSM min 1 x per bulan;
- Terlaksananya program “No Drugs” di LSM pada Februari 2003;
- Tercapainya prkembangan koperasi sesuai dengan visi/misinya;
- Hadir dalam pengajian remaja 4 x per bulan.



No
Peran
Visi 2003
Indikator

Pengembangan diri (Fisik, Intelektual, Moral, dan Sosial)
- Tercapainya pengembangan diri yang seimbang.

- Olahraga main bola min. 1 x per pelan;
- Membaca buku min. 3 x per bulan;
- Mengikuti seminar min. 1 x;
- Tilawah Al-Qur’an min. 4 lembar per hari;
- Menghadiri pengajian min. 1 x per pekan;
- Silaturrahim ke orang tua min. 1 x per bulan.

Ahmad Saputra melanjutkan pembuatan visinya dengan membuat Lembar Visi Peran dari bulan Januari sampai dengan Maret yang akan datang. Ia juga membuat indikator keberhasilan dari setiap visi perannya. Hasilnya sebagai berikut:


LANGKAH 3
Letakkan di tempat yang mudah dilihat
atau mudah dibawa-bawa.

Sebaiknya, Lembar Visi Peran dibuat dalam kertas yang cukup besar mudah dibaca. Tempel lembar visi peran Anda di tempat yang mudah dilihat. Misalnya, pada dinding kamar, dekat cermin atau di balik lemari pakaian. Lembar visi juga bisa ditulis pada kertas kecil agar mudah di bawa-bawa. Misalnya, dapat mudah disimpan dalam dompet atau tas Fungsi visi peran yang mudah dilihat atau dibawa-bawa adalah agar Anda selalu ingat dengan visi Anda. Setiap pagi sebelum Anda beraktivitas lilahatlah dan baca kembali visi peran Anda. Semakin sering Anda membaca dan mengingat-ingat visi peran Anda, semakin menyerap visi Anda dalam pikiran bawah sadar Anda. Semakin terserap di alam bawah sadar Anda, tanpa Anda sadari, semakin terkendali gerak hidup Anda menuju ke arah pencapaian visi peran. Hal ini karena, menurut penelitian, sebagian besar pola hidup dan kebiasaan kita sebenarnya dipengaruhi oleh pikiran bawah sadar kita, bukan oleh pikiran sadar kita m


Tahapan IV:
Membuat Rencana Pekanan

“Waktu adalah kehidupan”

(Hasan Al Banna)

Kini tiba saatnya bagi Anda untuk merealisasikan apa yang tela dibuat! Anda telah memiliki komitmen manajemen waktu dengan metode Breaking The Time dengan membuat pernyataan misi, peran, dan visi peran Anda. Komitmen itu tak ada gunanya jika tidak ada upaya untuk mencapainya. Pada tahapan ini, Anda akan mendapatkan manfaat tentang bagaimana cara menjabarkan visi peran dalam rencana pekanan.
Mengapa perlu menjabarkan visi peran dalam rencana pekanan? Bukan rencana bulanan atau langsung kepada rencana harian? Hal ini karena visi peran merupakan sasaran jangka panjang, sehingga perlu ada sasaran jangka menengah. Rencana pekanan merupakan sasaran jangka menengah yang lebih cocok digunakan daripada rencana bulanan. Sebab rentang waktu rencana bulanan terlalu panjang, sehingga sulit mempertahankan konsistensi pencapaian visi peran. Sedang rencana pekanan rentang waktunya tidak terlalu panjang dan juga tidak terlalu sempit, sehingga cukup efektif untuk mempertahankan konsistensi pencapaian visi peran. Jika visi peran langsung dituangkan dalam rencana harian, maka tidak ada sasaran jangka menengah sebagai arah yang merupakan perantara sasaran jangka panjang (rencana harian). Sebenarnya dengan membuat rencana pekanan berarti Anda telah serius menyesuaikan waktu dengan apa yang menurut Anda penting. Visi peran menggembarkan apa yang menurut Anda penting. Jadi mengatur waktu pekanan berarti menyesuaikan waktu Anda dengan pencapaian visi peran. Persoalan pengaturan waktu mulai muncul ketika Anda tidak laggi menggunakan waktu sesuai dengan visi peran, sehingga membiarkan waktu berjalan tanpa arah yang jelas.

Sebelum sampai pada cara membuat rencana pekanan, kita perlu mengetahui tiga sifat waktu.


Ê
Waktu tidak dapat diganti

Waktu akan terus berjalan, tanpa ada yang dapat menghentikannya. Waktu bagaikan air yang terus mengalir menuju muara. Di mana setiap orang mempunyai ‘muaranya’ masing-masing. Pada ‘muara’ itulah kehidupan seseorang berakhir dan menemui ajalnya. Kita tidak tahu kapan waktu hidup kita berakhir. Namun yang jelas setiap orang mempunyai jatah waktu berbeda-beda. Ada yang singkat, ada pula yan panjang, tergantung jatah umur yang disediakan Tuhan kepadanya. Jatah waktu itu akan terus berlalu tanpa peduli apakah diisi dengan aktivitas yang penting atau tidak.
Jika Anda membiarkan waktu berjalan tanpa aktivitas yang sesuai dengan misi hidup berarti Anda telah menyia-nyiakan waktu. Anda tak dapat mengganti waktu yang telah Anda sia-siakan itu dengan waktu yang lain. Anda merugi karena telah membiarkan salah satu modal kehidupan Anda berlalu tanpa ada hasil bagi masa depan Anda. Biasanya yang timbul hanyalah penyelesaian di kemudian hari. Penyesalan yangtak ada gunanya, karena waktu tak dapat diganti oleh apapun.




Ë
Waktu dapat melenakan

Waktu berlalu tanpa terasa. Banyak orang yang merasa hidupnya amat singkat. Masa kecil yang sudah puluhan tahun ditinggalkannya terasa seperti baru kemarin. Begitu pula masa remaja dan masa dewasa terasa berlalu amat cepat. waktu memang melenakan. Ia membuat orang lupa bahwa waktu terus berjalan menuju batasnya, dan ketika batas itu tiba tak dapat seorang pun yang dapat mengundurkannya walau sedetik. Ketika itulah mungkin kita baru menyadari bahwa waktu itu ada dan sangat berharga. Namun ini adalah kesadaran yang terlambat dan penyesalan yang tak ada guna. Karena itu, sejak dini Anda perlu menyadari bahwa waktu dapart membuat Anda terlena dan membiarkannya berlalu dengan sia-sia.

Ì
Waktu adalah momen

Waktu merupakan kesepatan yang tidak akan terulang untuk kedua kalinya. Para pakar sejarah memperkirakan, jika para pendiri negara Indonesia tidak memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 mungkin sampai saat ini bangsa Indonesia masih dijajah. Jika Amerika tidak membom atom Hiroshima dan Nagasaki pada 15 Agustus 1945 mungkin Perang Dunia II akan berlangsung lebih lama lagi. Dalam dunia bisnis dikenal istilah waktu adalah uang. Maksudnya adalah bahwa setiap peluang harus diambil dengan cepat. kalau tidak, akan segera diambil oleh pesaing. Begitu pula dalam dunia militer, penyerangan terhadap musuh harus diatur waktunya sedemikian rupa, sehingga hal itu merupakan momen yang tepat untuk memperleh kemenangan. Jadi waktu adalah momen. Kesempatan emas yang belum tahu tentu terulang lagi.
Kehidupan setiap manusia juga terdiri dari momen-momen yang seharusnya tidak dibiarkan berlalu begitu saja. Ada orang yang menyia-nyiakan masa mudanya tanpa belajar. padahal mada muda adalah momen untuk belajar. Ada juga orang yang menyia-nyiakan bakatnya dengan tetap bekerja di tempat yang tidak sesuai dengan bakatnya. Akhirnya, ia menyia-nyiakan bakatnya yang sebetulnya dapat mengubah taraf hidupnya.
Orang yang mampu mengatur waktu seharusnya jeli memanfaatkan setiap momen dalam hidupnya. Ia jeli mengambil setiap peluang yang ada dan menggunakannya untuk keberhasilan hidupnya. Sebaliknya orang yang kurang mampu mengatur waktu akan sering menyia-nyiakan momen dalam hidupnya, sehingga momen tersebut terbuang percuma. Padahal ia merupakan peluang emas yang mungkin tidak dapat terulang kembali di waktu yang lain.








SIFAT WAKTU
TIDAK DAPAT DIGANTI
MOMEN
MELENAKAN









Gambar 15. Sifat Waktu

Pengaturan waktu yang buruk menunjukkan bahwa kita tidak mampu menyesuaikan antara waktu dengan misi dan visi peran kita. Ketidakmampuan menyesuaikan waktu dengan misi berarti menelantarkan nilai-nilai yang kita anggap penting. Sedang ketidak
mampuan menyesuaikan waktu dengan visi peran berarti kita tidak memiliki tujuan hidup yang jelas. Kita tidak akan memperoleh apa-apa yang berarti dalam kehidupan ini. Padahal orang yang sukses dan berhasil adalah orang-orang yang melakukan aktivitas yang berarti dan bermanfaat untuk dirinya maupun orang lain.
Beberapa hal yang merupakan indikasi dari pengaturan waktu yang buruk tampak dari beberapa kebiasaan berikut ini:

Ê
Sebagian besar jadwal waktunya
ditentukan oleh orang lain

Orang yang kurang mampu mengatur waktu akan mengisi sebagian besar waktunya dengan janji dan rencana orang lain, sehingga waktu yang diatur sendiri oleh dirinya menjadi sangat berkurang, bahkan tidak ada sama sekali. Orang seperti ini hidup dengan program orang lain. Ia terjebak pada rutinitas menjemukan yang membuat ia sulit mengevaluasi apakah program dari orang lain itu sesuai atau tidak dengan misi hidupnya. Penentuan jadwal waktu oleh orang lain bisa saja ditolerir jika sesuai dengan misi hidup kita.

Ë
Sering menghadiri acara-acara
yang kurang penting

Acara yang kurang penting adalah acara yang tidak sesuai dengan misi hidup atau kurang menunjang pencapaian visi peran kita. Banyak orang yang terjebak dengan acara yang kurang penting karena merasa tidak enak menolak ajakan orang lain atau karena tidak mampu memanfaatkan waktu luang, sehingga akhirnya waktunya dihabiskan untuk kegiatan yang tidak sesuai dengan misi hidup atau pencapaian visi peran.

Ì
Suka menunda-nunda pekerjaan

Dampak dari suka menunda-nunda pekerjaan adalah bertumpuknya pekerjaan pada suatu waktu, sehingga ketika ‘deadline’nya tiba, kita terburu-buru dalam mengerjakannya. Akhirnya, hasil pekerjaan itu tidak maksimal atau malah tidak selesai.
Orang yang suka menunda-nunda pekerjaan biasanya karena menunggu perasaan mood (gairah) lebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan. Padahal mood tidak datang sesuai kemauan kita, bahkan seringkali ia tidak muncul ketika kita inginkan. Karena itu tak perlu menunggu mood lebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan, lakukan saja apa yan harus dilakukan. Malah seringkali mood itu datang justru ketika kita sedang melakukan suatu pekerjaan.

Í
Suka melakukan pekerjaan
dalam kondisi mendesak

Ada sebagian orang yang memiliki kebiasaan rampung bekerja karena dikejar deadline. Ia tidak bisa bekerja kecuali dalam kondisi terdesak. Kebiasaan ini dalam jangka panjang dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Stres berkepanjangan dapat mengakibatkan berbagai penyakit jiwa dan fisik.

Î
Terlalu banyak menghabiskan waktu
untuk santai dan bersenang-senang

Bersantai dan bersenang-senang bukanlah suatu hal yang tabu kita lakukan. Namun jika dilakukan tanpa perencanaan, kita akan menghabiskan terlalu banyak waktu untuk bersenang-senang. Akibatnya waktu kita banyak terbuang untuk sesuatu yang kurang bermanfaat. Biasanya ini terjadi karena ‘balas dendam’. Setelah selesai melakukan pekerjaan yang urgen (mendesak) dan mengurus tenaga, kita lalu ‘balas dendam’ dengan bersantai sepuas mungkin. Karena itu, hindari sebanyak mungkin bekerja dalam situasi urgen agar tidak ‘balas dendam’ dengan bersantai sebanyak mungkin.

Ï
Sering merasa terlalu sibuk
dan kekurangan waktu

Perasaan terlalu sibuk dan kekurangan waktu hanya akan dialami oleh mereka yang tak mampu mengatur waktunya dengan baik. Orang yang tidak mengatur waktunya tak akan tahu mana pekerjaan penting yang harus dilakukan dan mana pekerjaan yang tidak penting yang tidak perlu dilakukannya. Akibatnya ia akan merasa terlalu banyak yang harus dilakukannya dan tak sebanding dengan waktu yang tersedia. Karena itu wajar jika ia merasa terlalu sibuk dan kekurangan waktu.

Ð
Sering merasa bersalah karena tak mampu
menyelasaikan suatu pekerjaan

Sering merasa bersalah karena belum melaksanakan apa yang mesti dilakukan merupakan dampak dari pengatuan waktu yang buruk. Perasaan ini biasanya muncul dalam bentuk penyesalan. Menyesal karena tidak melakukannya dari dulu, menyesal karena terlalu banyak membuang waktu untuk kagiatan yang tidak bermanfaat, dan menyesal karena menyia-nyiakan peluang dan kesempatan. Hingga akhirnya merasa dirinya tidak banyak kemajuan atau gagal meraih cita-cita yang diharapkannya, padahal umur semakin bertambah dan jatah waktu hidup semakin berkurang.

Ñ
Banyak masalah yang tertunda
penyelesaiannya

Orang yang tidak mampu mengatur waktu akan banyak menunda pekerjaan yang mestinya dilakukan. Menunda pekerjaan pada hakikatnya menumpuk masalah, sehingga masalah semakin bertambah dan semakin sulit untuk diselesaikan.

Ò
Sering bingung
dalam mengambil keputusan

Konsekuensi logis dariorang yang tidak mampu mengatur waktunya dengan baik adalah bingung dengan prioritas pekerjaanya. Mana yang harus lebih dulu dilakukan dan mana yang dapat ditunda. Wajar saja akhirnya ia bingung mengambil keputusan, karena bagaimana ia dapat mengambil keputusan dengan baik jika menentukan prioritas pekerjaan saja sudah bingung.

Ó
Produktivitas kerja
berkurang atau tidak efektif

Pengaturan waktu yang buruk berdampak pada produktivitas kerja. Ini disebabkan karena terbiasa melakukan pekerjan dalam kondisi terburu-buru dan terdesak, sehingga hasilnya tanggung dan kurang berkualitas. Atau karena salah menentukan tingkat kepentingan pekerjaan itu sendiri, sehingga produktifvitasnya tidak sesuai dengan yang diharapkan (tidak efektif).


Sering melakukan pekerjaan
secara tidak efisien

Tentu saja dampak selanjutnya dari pengaturan waktuyang buruk adalah tidak efisien dalam bekerja. Terlalu banyak sumber daya yang dihabiskan daripada hasil yang diperoleh. Salah satunya karena melakukan pekerjaan dalam kondisi terburu-buru, biasanya dalam situasi seperti itu akan banyak tenaga dan biaya yang terkuras lebih dari semestinya.
Jika indikasi di atas sering dialami berarti Anda perlu waspada. Sebab kemungkinan besar Anda mengalami problem mengatur waktu (manajemen waktu). Jika Anda tidak segera memperbaikinya dengan cara mengatur kembali waktu Anda, maka Anda akan mengalami dampak dari pengaturan waktu yang buruk, seperti:

1. Menimbulkan rasa stress dan bersalah;
2. Mengabaikan apa yang penting dan bermakna dalam hidup;
3. Selalu terburu-buru, sehingga memprioritaskan jadwal daripada hubungan;
4. Kurang luwes dan spontan;
5. Tidak mempunyai waktu untuk pengembangan diri;
6. Terjebak pada berbagai masalah yang sebenarnya tidak perlu terjadi; dan
7. Tidak sukses mencapai tujuan hidup.


Untuk menghindari diri dari berbagai dampak pengaturan waktu yang buruk, Anda perlu menjaga agar sebagian besar aktivitas Anda selalu sesuai dengan misi hidup dan visi peran Anda serta tidak dikerjakan dalam kondisi mendesak. Perhatikan matrk manajemen berikut ini.





Sesuai Misi Hidup

Sesuai Visi Peran
Mendesak
Tidak Mendesak
I. Hindari sebisa mungkin (Jangan dibiasakan)
II. Lakukan sekarang juga (proaktif)

Tidak Sesuai Visi Peran
III. Delegasikan

IV. Lakukan jika ada peluang.

Tidak sesuai Misi Hidup dan Visi Peran
V. Berani berkata “tidak”
VI. Jangan lakukan


Gambar 16. Matrik Manajemen Waktu

Dari Matrik Manajemen Waktu, terlihat enam kuadran waktu. Kuadran waktu I adalah aktivitas yang mendesak dan sesuai misi hidup sekaligus sesuai visi peran. Kuadran Waktu II adalah aktivitas tidak mendesak dan sesuai misi hidup sekaligus sesuai visi peran. Kuadran waktu III adalah aktivitas mendesak yang sesuai misi hidup, tapi tidak sesuai visi peran. Kuadran waktu IV adalah aktivitas yang tidak mendesak dan sesuai misi hidup, tapi tidak sesuai visi peran. Kuadran waktu V adalah aktivitas yang mendesak tapi tidak sesuai misi hidup sekaligus tidak sesuai dengan visi peran. Kuadran waktu VI adalah aktivitas yang tidak mendesak dan tidak sesuai misi hidup sekaligus tidak sesuai dengan visi peran.
Jika dicermati kuadran waktu terbaik adalah kuadran II, kuadran yang bisa membuat kita mencapai misi hidup dan dapat menjalankan peran dengan baik. Kuadran yang perlu dilakukan sekarang juga secara proaktif, tanpa menunggu mood dan tanpa perlu menghindari kita dari stres dan penyesalan, serta membawa kita kepada kesuksesan dan kebahagiaan hidup. Anda perlu berupaya agar waktu Anda lebih banyak berada pada kuadran II.
Sedang kuadran IV adalah kuadran yang memungkinkan fleksibilitas dan peluang. Anda bisa juga menggunakan waktu Anda di kuadran tersebut sebagai prioritas kedua. Kuadran IV adalah kuadran yang memungkinkan Anda mengembangkan diri secara mental, spiritual, sosial, dan fisik. Kuadran yang memungkinkan Anda ‘keluar’ dari jadwal tanpa merasa bersalah karena Anda masih berada pada misi hidup Anda.
Untuk kuadran lainnya, Anda perlu bersikap sesuai dengan yang disebutkan pada matrik. Misalnya, untuk aktivitas yang termasuk kuadran I hindari sebisa mungkin. Untuk kuadran III, delegasikan ke orang lain. Kuadran V, Anda harus bernai berkata ‘tidak’. Sedang kuadran VI, jangan Anda lakukan walau betapa besar godaannya.
Memang tak mungkin kita menghilangkan sama sekali aktivitas kuadran I, III, V dan VI karena hal itu pasti terjadi. Namun kita harus berupaya dengan disiplin yang tinggi untuk memperbanyak waktu kita di kuadran II (atau paling tidak kuadran IV). Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan waktu di kuadran II adalah:

1. Jangan menunda-nunda melakukan pekerjaan:
2. Dahulukan tindakan pencegahan (preventif) daripada tindakan kuratif (pengobatan);
3. Hati-hati dengan waktu luang di antara dua waktu sibuk yang acapkali melenakan;
4. Sempatkan membuat perencanaan, walau sederhana; dan
5. Sempatkan melakukan evaluasi dan instrospeksi diri.


Aplikasi dari Matrik Manajemen Waktu dapat terlihat dari cara Anda melakukan aktivitas pekanan. Agar aktivitas pekanan Anda lebih banyak berada di kuadran II, sebagai kuadran terbaik, Anda perlu membuat rencana pekanan. Untuk itu, Anda perlu mempunyai Lembar Waktu Pekanan seperti Gambar 17.

Pekan ke:
Ahad
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Sabtu
PRIORITAS PEKANAN
Janji Temu / Komitmen

08.00
08.00
08.00
08.00
08.00
08.00
08.00

09.00
09.00
09.00
09.00
09.00
09.00
09.00

10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00

11.00
11.00
11.00
11.00
11.00
11.00
11.00

12.00
12.00
12.00
12.00
12.00
12.00
12.00

13.00
13.00
13.00
13.00
13.00
13.00
13.00

14.00
14.00
14.00
14.00
14.00
14.00
14.00

15.00
15.00
15.00
15.00
15.00
15.00
15.00

16.00
16.00
16.00
16.00
16.00
16.00
16.00

17.00
17.00
17.00
17.00
17.00
17.00
17.00

18.00
18.00
18.00
18.00
18.00
18.00
18.00

19.00
19.00
19.00
19.00
19.00
19.00
19.00

20.00
20.00
20.00
20.00
20.00
20.00
20.00

Malam
Malam
Malam
Malam
Malam
Malam
Malam



Prioritas Hari Ini









































LEMBAR KERJA PEKANAN
PERAN

1

2

3

4

5

6

7

Gambar 17. Lembar waktu pekanan

Lembar Waktu Pekanan (seperti Gambar 17) perlu diisi dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Isi pada kolom Peran berbagai peran Anda sesuai dengan Lembar Visi Peran.
2. Isi aktivitas untuk pencapaian visi peran Anda di kolom Janji. Namun jika Anda belum mengetahui waktunya secara pasti isi pada kolom Prioritas Hari Ini atau Prioritas Pekan Ini. Prioritas Hari Ini adalah hal-hal yang harus Anda kerjakan dalam sehari tapi Anda belum mengetahui pasti jadwalnya. Sedangkan Prioritas Pekan Ini adalah hal-hal yang harus Anda lakukan dalam sepekan, tapi Anda belum mengetahui pasti kapan hari mengerjakannya.
3. Pada waktu mengisi aktivitas yang sesuai visi peran. Nomori aktivitas tersebut dengan nomor peran yang terdapat pada kolom Peran.
4. Sebaiknya semua peran ada aktivitasnya dalam Lembar Waktu Pekanan. Namun jumlah aktivitasnya belum tentu sama. Biasanya peran-peran utama akan mendapatkan jatah waktu yang lebih banyak daripada peran pembantu. Misalnya, peran sebagai karyawan jumlah waktunya akan lebih banyak daripada peran sebagai warga masyarakat.
5. Untuk menjaga agar Anda dapat memenuhi berbagai tugas dan tanggung jawab, idealnya setiap peran ada aktivitasnya dalam Lembar Waktu Pekanan. Jika ada peran yang tidak ada aktivitasnya dalam Lembar Waktu Pekanan hal itu hanya dapat ditolerir untuk sementara. Upayakan agar dalam Lembar Waktu Pekanan pekan selanjutnya peran tersebut ada aktivitasnya. Toleransi untuk tidak melaksanakan suatu peran dalam sepekan adalah relatif. Jika hal itu termasuk peran utama maka tidak boleh terlalu lama. Jika termasuk peran pembantu maka tergantung dari sejauh mana tuntutan terhadap peran teersebut. Namun hindari ada peran yang sama sekali tidak ada aktivitasnya selama jangka waktu pencapaian visi peran.
6. Upayakan agar Lembar Pekanan Anda tidak seluruhnya terisi dengan aktivitas. Beri ruang kosong antara satu aktivitas ke aktivitas lainnya. Hal ini untuk menjaga kemungkinan adanya aktivitas Kuadran IV (aktivitas berdasarkan peluang, aktivitas pengembangan diri dan membina hubungan).
7. Aktivitas padaLembar Waktu Pekanan harus lebih banyak aktivitas Kuadran II, bukan kuadran lainnya. Jika Anda terpaksa membuat janji untuk aktivitas kuadran lainnya batasi agar jangan terlalu banyak.
8. Lembar Waktu Pekanan sebaiknya diisi tiap pekan (hariyang dianjurkan adalah hari ahad malam atau senin pagi). Evaluasi lembar Waktu Pekanan untuk pekan lalu. Evaluasi mana yang belum. Jika belum, evaluasi apa sebabnya. Kemudian isi Lembar Waktu Pekanan untuk pekan ini yang dibutuhkan untuk mengisi Lembar Waktu Pekanan hanya 15-30 menit. Luangkan waktu Anda untuk mengisinya. Karena hal itu akan mengarahkan Anda kepada pencapaian visi peran secara berangsur-angsur m

Sekarang mari kita lihat, bagaimana Ahmad Saputra mengisi Lembar Waktu Pekanannya.

Pekan ke:
Ahad
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Sabtu
PRIORITAS PEKANAN
Janji Temu / Komitmen
- Membuat Modul Á


Menulis Artikel Ä
À
Mengajar
À
Mengajar
Menulis ArtikelÄ
Æ
Olahraga
Pelatihan
Á
Ceramah

Menulis Artikel Ä
À
Mengajar
À
Mengajar
Menulis ArtikelÄ
Æ
Olahraga
- Membuat Proposal Å
Á
Ceramah

Menulis Artikel Ä
À
Mengajar
À
Mengajar
Menulis ArtikelÄ
Æ
Olahraga
Program ‘No Drugs’
Á
Ceramah
À
Mengajar
Menulis Artikel Ä
À
Mengajar
À
Mengajar
Menulis ArtikelÄ

- Kliping Artikel Ä

À
Mengajar


À
Mengajar




À
Mengajar

Menulis Artikel Ä


Á
Instruktur




Menulis Artikel Ä


Á
Instruktur




Menulis Artikel Ä


Á
Instruktur










Silaturrahim tetangga Ã








Bersama anak Â

Bersama anak Â
Bersama anak Â





Pengajian RemajaÅ


Ikut Æ pengajian







Ikut Æ pengajian



Malam
Malam
Malam
Malam
Malam
Malam
Malam






Prioritas Hari Ini

Æ
Tilawah
Æ
Tilawah
Æ
Tilawah
Æ
Tilawah
Æ
Tilawah
Æ
Tilawah
Æ
Tilawah

Á
Baca buku



Breaking The Time


Pendahuluan

Sebagai manusia normal, kita pasti berharap hidup sukses. Tidak ada seorang pun di antara kita yang ingin hidupnya gagal. Namun bagai pepatah yang mengatakan “tak ada kesuksesan tanpa usaha”, kesuksesan bukanlah satu hal yang datang tiba-tiba. Ia datang kepada kita melalui jalan keteguhan, kecerdikan dan ketekunan.
Tak, mungkin kita memanen tanaman tanpa adanya kemauan untuk menanamnya lebih dahulu. Kemudian mengetahui cara menanam yang benar dan sabar memeliharanya. Sukses dalam hidup merupakan hasil panen dari ‘bibit’ usaha yang kita tanam, Anda tak mungkin mengingkari ‘hukum tanaman’ itu. itulah hukum alam (sunnatullah) yang tak akan berubah sepanjang jaman.
Jika Anda ingin berhasi dengan jalan pintas, misalnya memasang lotere, berjudi atau usaha spekulatif lainnya, Anda mungkin akan sukses. Kesuksesan itu adalah kesuksesan semu. Yang mudah datang dan hilang. Bahkan mungkin hilangnya kesuksesan itu disertai penderitaan berkepanjangan. Anda tentu tak menginginkan hal tersebut terjadi pada diri Anda bukan?
Buku ini memberikan panduan kepada Anda bagaimana cara mencapai sukses yang Anda idamkan dengan cara mengelola waktu Anda dengan lebih baik lagi. Dengan penjelasan yang mudah dan praktis, buku ini menjelaskan secara berurutan langkah-langkah sederhana untuk mencapai keberhasilan. Keberhasilan yang bukan hanya bersifat parsial dan material, tapi juga bersifat integral (menyeluruh) dan spiritual (ruhani).

Banyak buku yang membahas bagaimana cara mengatur waktu. Lalu apa kelebihan buku ini dibandingkan buku lain yang sejenis? Buku ini bukan hanya membahas tentang mengatur waktu, tapi juga tentang ‘menerobos’ waktu (Breaking The Time). Membahas bagaimana agar Anda menguasai waktu, bukan dikuasai waktu. ‘Menghancurkan’ penjara waktu yang mengekang dan membuat Anda ‘bebas’ serta tidak merasa bersalah dengan pengaturan waktu. Justru merasa nyaman dan
lapang dengan waktu Anda, walau sesibuk apapun. Inilah metode Breaking The Time (‘menerobos’ waktu), yang berbeda dengan cara pengaturan waktu yang biasa Anda ketahui.
Metode Breaking The Time ini disusun berdasarkan bukti kongkrit di lapangan, bukan sekadar teori belaka. Dirancang agar mudah dipahami dan praktis untuk digunakan oleh siapapun.
Jika Anda pernah membaca buku sejenis, buku ini akan memberikan petunjuk pelaksanan dalam menerapkan semua teori tentang cara mengatur waktu yang pernah Anda dapatkan. Teori hanya tinggal teori, jika tak tahu bagaimana cara mewujudkannya. Buku ini menjawab ‘kebingungan’ Anda. Mengajak Anda mengurai ‘benang kusut’ teori-teori itu dan menunjukkan langkah praktis satu demi satu untuk menuju kesuksesan hidp melalui pengaturan waktu yang efektif.

Barangkali Anda pernah gagal dalam menggapai keinginan. Buku ini akan memberikan motivasi baru untuk memulainya kembali, serta menunjukkan jalan yang lebih mudah dalam melakukannya. Jadikan buku ini sebagai panduan dalam menjabarkan semua ide dan keinginan
ke langkah yang nyata. Anda mungkin belum mengetahui sebelumnya, bahwa ada cara yang mudah diingat dan sederhana untuk dilakukan dalam mengatur waktu demi mencapai sebagian besar keinginan Anda.
Jadikan buku ini sebagai panduan dalam memjabarkan semua ide dan keinginan ke langkah yamg nyata . Anda mungkin belum mengetahui sebelumnya, bahwa ada cara yang mungkin diingat dan sederhana untuk dilakukan dalam mengatur waktu demi mencapai sebagaian besar keinginan Allah.
Buku initerutama ditunjikan untuk para aktivis dan mereka yang sibuk yang ingin mengatur waktunya secara lebih baik lagi. Tapi secara umum, setiap orang yang ingin merahi sukses hendaknya membaca buku ini. Mahasiswa, pelajar, karyawan, pengusaha, kaum perofesional maupun aktivis organisasi dan dakwah dapat menjadikan buku ini sebagai rujukan untuk pengarahan aktivitas mereka agar tetap menuju keberhasilan.
Buku ini juga cocok bagi mereka yang telah sukses dan ingin mempertahankan kesuksesanya. Juga untuk orang yang pernah gagal dan ingin memperbaiki kegagalanya.

Bagi yang sibuk atau merasa kekurangan waktu, buku ini akan membantu mereka terampil mengatur waktu, sehingga menjadi efisein dan efektif. Bagi para manajer, supervisor, konsultan, pembimbing atau pengajar, buku ini akan memberi manfaat tentang
bagaimana mengajari orang yang berada di bawah tanggung jawabnya dalam menerapkan cara-cara mengatur waktu guna mencapai tujuan pribadi maupun organisasi.
Anda bisa menggunakan buku ini pada tahap manapun dalam kehidupan Anda. Bagi yang masih belia akan sangat baik untuk memulai mempelajari buku ini dari awal. Sedang yang telah ber ‘umur’ mungkin dapat langsung membaca bagian-bagian yang dirasa masih perlu perbaikan.
Buku ini sangat tepat jika membacanya pada saat kita perlu mengoreksi cita-cita atau tujuan hidup kita. Atau saat kita akan mengevaluasi langkah-langkah yang kita lakukan untuk mencapai cita-cita kita. Jika ingin lebih merasakan manfaatnya, Anda perlu mempraktekkan langsung apa yang ada pada buku ini. Praktek adalah kunci untuk merasakan manfaat sebuah buku.

Apa yang dimaksud dengan mengatur waktu (manajemen waktu)? Manajemen waktu adalah suatu keterampilan dalam mengatur waktu agar berhasil mencapai cita-cita atau tujuan hidup positif yang dikehendaki. Jika tujuan hidup positif telah tercapai berarti
Anda telah menjadi orang yang sukses. Sebab orang yang sukses adalah orang yang berhasil mencapai tujuan hidup positif yang dikehendakinya.
Di sekitar kita, ada empat macam orang. Orang yang tidak tahu tujuan hidupnya, orang yang tahu tujuan hidupnya tapi tak tahu bagaimana cara mencapainya, orang yang tahu tujuan hidupnya dan tahu bagaimana cara mencapainya, serta orang yang tahu tujuan hidup yang benar dan tahu bagaimana cara mencapainya. Termasuk manakah Anda?
Di kelompok manapun, Anda jelas membutuhkan keterampilan mengatur waktu (Time Management). Bahkan jika direnungkan, keterampilan mengatur waktu lebih utama untuk dipelajari daripada ketrampilan atau keahlian yang bersifat sektoral, seperti keterampilan di bidang komputer, arsitektur, kedokteran, ekonomi, dan sebagainya. Sebab jika keterampilan sektoral hanya mengelola satu aspek dari kehidupan manusia yang kompleks, keterampilan manajemen waktu justru mengelola seluruh aspek kehidupan manusia agar tercapai keseimbangan dan keselarasan.
Namun sayangnya, keterampilan mengatur waktu kerap dianggap sepele. Barangkali karena anggapan bahwa keterampilan mengatur waktu akan bisa dengan sendirinya melalui pengalaman hidup, sehingga tak perlu dipelajari. Atau anggapan bahwa mengatur waktu dapat berarti merubah kebiasaan yang sudah bertahun-tahun dilakukan, sehingga sulit untuk dilaksanakan. Atau mungkin juga ada anggapan hidup setiap manusia sudah merupakan takdir yang tak dapat diubah, sehingga tak perlu susah payah mengaturnya.
Semua anggapan tersebut tentu saja keliru karena seperti keterampilan lain yang dapat dipelajari, keterampilan manajemen waktu juga dapat dipelejari dan dilakukan. Jadi masalahnya terletak pada kemauan. Maukah Anda untuk menata hidup lebih baik lagi? Maukah Anda mencapai cita-cita yang Anda inginkan? Maukah Anda hidup secara seimbang dan selaras, sehingga memperoleh ketenangan dan kepuasaan batin? Maukah Anda bangkit kembali setelah gagal? Jika jawabannya, ya. Berarti Anda membutuhkan buku ini untuk membantu Anda menata kembali kehidupan Anda.
Beberapa manfaat yang didapatkan jika Anda terampil mengatur waktu, antara lain:

Ê
Anda menjadi mantap dan semangat
untuk menjalani hidup.

Anda tahu apa dan bagaimana cara mengisi hidup ini. Anda tidak mudah bingung dan terombang-ambing dalam mengambil keputusan. Sebab Anda tahu mau ke mana Anda melangkah.

Ë
Anda dapat hidup
secara seimbang dan selaras.

Semua orang yang perlu Anda layani akan terpenuhi secara cukup. Tidak ada lagi ketidakseimbangan antara pekerjaan dan keluarga. Atau antara kebutuhan fisik dan ruhani.

Ì
Anda dapat mencapai cita-cita
atau tujuan hidup yang Anda kehendaki.

Sebab Anda telah melakukan perencanaan untuk dapat meraihnya. Merencanakan adalah setengah dari keberhasilan Anda untuk mencapai apa yang Anda inginkan.

Í
Anda akan termotivasi untuk melakukan
apa yang Anda inginkan.

Anda telah memilih tujuan hidup yang Anda sukai dan Anda telah merencanakannya sendiri. Semua itu akan menantang Anda untuk mewujudkannya.

Î
Anda akan dapat memanfaatkan waktu
dengan baik.

Waktu Anda akan berlalu secara produktif. Anda tak akan menyesali waktu yang telah berlalu di kemudian hari.

Ï
Anda akan terhindar dari keletihan kronis dan
stres yang dapat berakibat pada gangguan
psikologis dan fisik.

Perencanaan kegiatan membuat Anda terhindar dari keterdesakan waktu dan dari jebakan kegiatan yang tak perlu.

Ð
Anda menjadi orang
yang lebih percaya diri dan kreatif.

Anda akan lebih bersungguh-sungguh untuk meraih masa depan tanpa sikap pesimis. Kepercayaan diri dan kreativitas merupakan modal untuk meraih kesuksesan.

Ñ
Anda tak lagi kesepian.

Hidup Anda penuh dengan pengalaman beragam bersama orang lain. Anda akan menjadi orang yang suka bekerjasama dan bersosialisasi. Walaupun Anda dapat melakukan segala sesuatu sendirian, tapi Anda tahu hasil yang lebih besar akan Anda dapatkan jika bersinergi dengan orang lain.

Untuk mengatur waktu dengan metode Breaking The Time, ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan. Tahapan tersebut adalah:


1. Membuat Misi;
2. Menentukan Peran;
3. Membuat Visi Peran;
4. Membuat rencana Pekanan; dan
5. Membuat Rencana Harian.

Semua tahapan Breaking The Time tersebut sebaiknya Anda pelajari dan praktekkan dengan sungguh-sungguh. Sebab masing-masing tahapan tersebut saling melengkapi dan saling menguatkan satu sama lain m


Membuat Misi
Menentukan Peran
Membuat Visi Peran
Membuat Rencana Pekanan
Membuat Rencana Harian











Gambar 3
Model Breaking The Time


Tahapan I
Membuat Misi

“Bagaimana yang sesungguhnya dari dunia ini ialah
yang memberimu kemuliaan diri”

(Ali bin Abu Thalib)

Mengendalikan waktu dengan metode Breaking The Time dimulai dari pembuat misi. Sebab misi menjawab pertanyaan yang paling mendasar dari keberadaan kita di dunia. Siapa sebenarnya kita? Dan apa maksud keberadaan kita di dunia? Setiap orang mungkin saja mempunyai jawaban berbeda-beda. Namun apa pun jawabannya, sadar atau tidak, mencerminkan misi hidup Anda.
Istilah misi sebetulnya lebih populer dalam dunia bisnis dan manajemen. Perusahaan-perusahaan maju menjadikan misi sebagai ‘jiwa’ yang mewarnai tindakan dan pengambilan keputusan mereka. Misi dalam bisnis diartikan sebbagai maksud utama yang unik yang menggambarkan produk atau jasa utama dari perusahaan, segmen pasar yang diambil, dan ruang lingkup yang ditekankan agar dapat bersaing dengan perusahaan sejenis.
Namun sebenarnya misi bukanlah monopoli dunia bisnis dan manajemen. Misi dapat digunakan dalam semua bidang, baik dalam lingkup kelompok maupun individu.
Ketika misi digunakan dalam lingkup individu, misi berarti kristalisasi nilai-nilai yang diyakini kebenarannya oleh seseorang. Ini mencakup seluruh nilai-nilai yang membentuk sifat, sikap, dan perilaku seseorang. Baik nilai yang berasal orang tua, keluarga, budaya, bangsa, mmaupun agama. Baik nilai-nilai yang mempengaruhi seseorang di masa lalu, kini maupun di masa depan. Pendek kata, misi adalah azas dari setiap pribadi. Misi merupakan intisari dari seluruh nilai-nilai yang mempengaruhi pola pikir dan perasaan seseorang. Misi adalah dasar kepribadian seseorang.
Seberapa penting misi bagi kehidupan kita? Sadar atau tidak, misi sangat mempengaruhi kehidupan kita. Semua tindakan dan keputusan kita dipengaruhi olehnya. Jika hidup ini berarti memilih untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu, maka misilah yang menuntun kita untuk menentukan pilihan tersebut.
Namun sayangnya, tak semua orang tahu bahwa ia memiliki misi hidup tertentu. Jika ditayangkan apa misi hidupnya? Biasanya ia tak dapat menjawabnya dengan pasti. Jawaban seperti, “Aku tak tahu apa misi hidupku. Bagiku hidup ini mesti dijalani apa adanya”, atau “Bagiku hidup ini bagai air yang mengalir saja”, menunjukkan ketidaktahuannya tentang misi hidup.
Bahkan mereka yang sadar memiliki misi hidup tertentu kadangkala tak tahu apakah misi hidupnya itu baik atau tidak. Apakah misi tersebut dapat membantu mereka untuk sukses dalam hidup atau tidak? Namun yang jelas adalah bahwa setiap manusia pasti memiliki misi hidup.

Secara garis besar, misi hidup dan dua macam yakni misi hidup positif dan negatif. Misi hidup positif adalah misi hidup yang luhur. Misi
hidup yang dipengaruhi oleh nilai-nilai prinsip, seperti kebaikan, kejujuran, keadilan, kedamaian, kesetiaan, keselamatan, kesejahteraan, ketentraman dan kebahagiaan. Nilai-nilai tersebut berlaku universal dan abadi.
Sebaliknya misi hidup negatif adalah misi yang dipengaruhi oleh nilai-nilai hedonis dan semu, seperti kedustaan, kelicikan, kezaliman, kesewenangan, kejahatan, kekikiran, keegoisan, dan ketidaksetiaan. Mungkin orang yang bersangkutan sendiri tidak menyadari bahwa misi hidupnya negatif. Namun orang lain cepat mengetahuinya, biasanya orang yang bermisi negatif terlihat pada cara-cara yang mereka gunakan dalam mencapai tujuan yaitu menghalalkan segala cara.
Orang yang misi hidupnya negatif akan mengejar berbagai keinginan yang bersifat kepuasan nafsu pribadi, tanpa mempedulikan orang lain. Orientasi hidupnya diarahkan untuk mendapatkan berbagai hal yang bersifat semu dan materi. Ia mengejar sesuatu yang sebetulnya tak akan mampu membuatnya tenang dan hidup bahagia, kecuali sesaat. Sesuatu itu dapat berupa harta, uang, kedudukan, pekerjaan, keluarga, golongan, teman, musuh, dan sebagainya.
Contoh orang yang misi hidupnya negatif adalah orang yang menggunakan kelicikan untuk mencapai keinginannya. Ia berlaku curang dan menipu untuk mencapai tujuan. Contoh lain adalah orang yang tidak setia. Berkata baik di depan seseorang, tapi di belakangnya sering menjelek-jelekkannya. Atau orang yang sering tidak konsisten dengan apa yang diucapkannya. Sering melanggar ucapan atau janjinya sendiri.
Orang yang bermisi positif adalah orang yang berpegang pada prinsip-prinsip universal, seperti kebaikan, kejujuran, kesetiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut berlaku dan diakui oleh seluruh manusia normal di seluruh dunia. Biasanya nilai-nilai tersebut juga merupakan norma dalam masyarakat beradab yang diajarkan secara turun temurun.
Jika kita renungkan, nilai-nilai universal tersebut sesungguhnya berasal dari Allah Yang Maha Esa. Allah mengajarkan nilai-nilai luhur tersebut melalui para rasul-Nya. juga melalui hati nurani (fithrah) yang selalu mengajak kita ke arah kebaikan. Nilai-nilai universal ini melingkupi nilai-nilai yang bersifat semu. Artinya jika kita berpegang teguh pada nilai-nilai universal, kita bukan hanya mendapatkan kebahagiaan jiwa tapi juga kenikmatan materi.
Sayangnya bagi sebagian orang, berpegang teguh pada nilai-nilai universal dianggap sulit. Banyak godaan dan cobaan yang menghadang sehingga membuat mereka, secara sadar atau tidak, lebih memilih misi hidup negatif. Yakni misi yang nilai-nilainya cenderung egois dan destruktif bagi orang lain.















Misi Positif Mendorong ke Luar Misi negatif

Gambar 5
Lingkaran Misi



Orang yang sadar tentang misi hidupnya tentu berbeda dengan orang yang
tak tahu tentang misi hidupnya. Orang yang tahu misi hidupnya juga berbeda antara orang yang tahu apakah misi hidupnya positif atau negatif.
Jika ingin terampil ‘menerobos’ waktu, Anda perlu menyadari apakah misi hidup Anda positif atau negatif. Untuk itu, beberapa ciri misi hidup yang positif di bawah ini akan dapat membantu Anda untuk mengidentifikasi apakah misi hidup Anda positif atau negatif:

Ê
Luhur

Misi hidup positif adalah misi yang luhur dan ideal. Misi yang bersumber pada nilai-nilai universal yang berasal dari Allah. Bukan bersumber pada nilai-nilai negatif yang destruktif.

Ë
Fleksibel

Misi juga harus fleksibel. Tidak terlalu kaku, dan memberi ruang bagi perubahan-perubahan cara untuk mencapai tujuan. Misi yang tidak fleksibel membuat orang yang menyandang misi tersebut kehilangan kreativitasnya dalam menerjemahkan misi tersebut ke dalam langkah operasional.

Ì
Menarik

Misi yang menarik berarti misi yang mampu memotivasi penyandangnya untuk senantiasa menjalankan dan mempertahankannya dalam berbagai situasi. Misi yang menarik juga bersifat optimistis dan menekankan harapan daripada kekhawatiran.

Í
Spiritual

Spiritual di sini berarti misi bersifat non materi dan abstrak. Ia tak dapat diukur secara kuantitatif, hanya dapat dirasakan secara subyektif melalui pendekatan kualitatif.

Î
Jelas

Misi harus jelek, sehingga mudah memahami dan menghayatinya. Misi yang jelas biasanya mengandung kata-kata yang tidak mempunyai makna ganda. Misi yang memakai kata-kata puitis mungkin menarik, tapi kadang kala sulit di mengerti.

Ï
Singkat

Misi sebaiknya singkat dan padat. Dianjurkan hanya menggunakan satu kalimat. Jika terpaksa, boleh juga menggunakan beberapa kalimat, tapi sebaiknya tidak lebih dari tiga kalimat. Misi perlu dibuat singkat agar lebih mudah diingat dan dihafal.

Membuat misi secara tertulis merupakan konsekuensi dari Breaking The Time. Misi harus tertulis agar lebih mudah diingat, dihafal, di mengerti dan dihayati. Misi yang tidak ditulis menunjukkan ketidaksungguhan dalam pembuatannya. Ketika memutuskan sebuah
misi segera tuangkan dalam tulisan misi sebab dari sama akan segera tumbuh sebuah komitmen kuat dalam menjalankannya.


BAGAIMANA CARA MEMBUAT MISI?


LANGKAH 1
Menjawab enam unsur misi

Pernyataan misi secara tertulis, sebaiknya mencakup jawaban dari berbagai unsur pertanyaan berikut ini:

1. Siapa saya
2. Mengapa saya ada?
3. Apa keunggulan/ kelebihan yang saya milik?
4. Untuk siapa saya bekerja?
5. Apa hasil/ produk dari pekerjaan saya?
6. Dimana saya mengerjakannya? (opsional)

Mari kita lihat contoh:
Ahmad Saputra bekerja sebagai dosen Fakultas Psikologi pada sebuah perguruan tinggi di Jakarta. Saat ini berusia 32 tahun, mempunyai seorang isteri dan 2 orang anak. Selain dosen, Ahmad juga sering berceramah dan mengisi pelatihan tentang prikologi serta pengembangan pribadi. Ia juga aktif dalam kegiatan pelayanan masyarakat. Di antaranya tercatat sebagai pengurus sebuah LSM psikologi remaja, pengurus kperasi serba usaha, dan pembina pengajian remaja di tempat tinggalnya. Ahmad dikenal sebagai orang yang aktif, kreatif, dan senantiasa optimis menatap masa depan. Ia juga sering menulis artikel di berbagai media massa ibukota.

Setelah mempelajari buku ini, Ahmad bertekad untuk menata hidupnya lebih teratur. Ia perlu membuat misi hidupnya secara tertulis. Langkah pertama yang dilakukannya adalah mencoba menjawab secara spontan dan jujur enam pertanyaan unsur misi pada selembar kertas. Ahmad menjawab pertanyaan tersebut sebagai berikut:

Pertanyaan
Jawaban
Siapa Saya?
Makhluk ciptaan Allah
Mengapa saya ada?
Untuk berbuat baik
Apa keunggulan/
Kelebihan yang saya
miliki?
Berpendidikan,
Ulet dan kreatif
Untuk siapa saya
Bekerja?
Untuk masyarakat
di sekitar saya
Apa hasil/produk
dari pekerjaan saya?
Pemberdayaan
orang lain
Dimana saya
Mengerjakannya?
Di dunia

Dalam menjawab pertanyaan mengenai misi, Anda perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Ê
Siapa saya?

Jawaban harus mencerminkan diri Anda sebagai manusia seutuhnya. Jangan menjawab secara parsial, misalnya: saya adalah asisten dosen, saya adalah anak dari bapak saya, saya adalah Ahmad Saputra (menyebutkan nama).

Ë
Mengapa saya ada?

Menurut Anda mengapa Anda lahir dan berada di dunia ini. Jawablah secara jujur dan apa adanya. Anda harus menjawab sesuai pendapat Anda, bukan menurut pendapat orang lain, pendapat pakar, atau buku-buku.

Ì
Apa keunggulan / kelebihan
yang saya miliki?

Pertanyaan ini sebetulnya mudah. Setiap orang pasti memiliki keunggulan. Jika merasa sulit karena tak tahu pasti apa keunggulan Anda, cobalah renungkan kegiatan apa yang Anda senangi? Atau apa hobi Anda? Bisa juga dengan melihat prestasi yang pernah Anda dapatkan di masa lalu. Biasanya keunggulan yang kita miliki berawal dari senang mengerjakannya atau karena kita ahli mengerjakannya (berprestasi). Perlu diperhatikan bahwa yang dimaksud keunggulan di sini adalah yang telah Anda miliki ketika Anda menulis misi ini, bukan yang akan Anda miliki di masa depan.

Í
Untuk siapa saya bekerja?

Yang dimaksud bekerja bukanlah sebatas pekerjaan formal atau profsi Anda. Tapi adalah untuk siapa Anda hidup dan beraktivitas di dunia ini? Penekanannya kepada siapa yang Anda layani selama ini? Atau yang akan Anda layani di masa datang?

Î
Apa hasil / produk
dari pekerjaan saya?

Hasil/produk dapat berupa barang atau jasa. Jika hasil Anda banyak, pilih yang paling dominan. Hasil/produk dapat juga berupa manfaat yang Anda hasilkan dari aktivitas Anda yang paling menonjol.

Ï
Dimana saya mengerjakannya?

Jawaban dari pertanyaan ini menunjuk pada tempat di mana Anda biasa beraktivitas selama ini. Tempat tersebut bisa merupakan areal yang sempit atau luas. Jika jawaban Anda merupakan areal yang sempit, seperti nama kelurahan, kecamatan atau kota tertentu, berarti Anda menekankan pada kekhasan misi Anda yang hanya cocok di tempat tersebut. Jika jawaban Anda berareal luas, bahkan dapat dilakukan di mana saja (misalnya Anda menjawab, “di dunia”), Anda dapat mengabaikan pertanyaan ini.


LANGKAH 2
Menggabungkan jawaban
pertanyaan tentang misi menjadi satu
atau beberapa kalimat

Setelah keenam unsur misi dijawab, langkah selanjutnya menyatukannya menjadi satu atau beberapa kalimat. Buat dalam KISS (Keep It Short and Simple), kalimat yang singkat dan sederhana. Susunan kalimat hendaknya memenuhi ciri dari misi yang baik, yaitu menarik, jelas, singkat, mengandung nilai-nilai luhur, bersifat spiritual dan fleksibel. Kalimat tidak harus memakai kata-kata yang persis sama dengan enam jawaban di atas.
Setelah Ahmad menjawab enam pertanyaan yang berkaitan dengan misi, Ahmad mencoba menyusunnya menjadi satu kalimat. Ia menulis masing-masing jawaban tersebut pada karton yang dibuat seukuran kartu. Kemudian memindah-mindahkan posisi kartu sampai menjadi sebuah kalimat yang baik dan menarik.
Akhirnya Ahmad menemukan kalimat yang tepat untuk misi hidupnya, yaitu:

“Saya adalah makhluk ciptaan Allah yang
berpendidikan, ulet dan kreatif yang bertekad untuk
selalu berbuat baik dengan cara memberdayakan
masyarakat di sekitar saya.”

Dengan selesainya langkah 2 ini, Anda telah membuat pernyataan misi secara tertulis. Misi tersebut sebaiknya dihapal dan dihayati. Misi akan berguna untuk menilaui setiap alternatif tindakan Anda ke depan. Setiap malam atau di pagi hari, Anda perlu melakukan instrospeksi apakah tindakan Anda yang lalu sesuai atau tidak dengan misi hidup Anda. Jika tidak, apa sebab dan dimana kendalanya. Kemudian perbaharui komitmen Anda agar lain kali senantiasa bertindak sesuai dengan misi hidup Anda.
Pernyataan misi tertulis diubah setiap saat sesuai dengan keinginan Anda. Namun walau misi bersifat fleksibel, sebaiknya misi jangan terlalu sering diubah. Sebab misi mempengaruhi tindakan. Jika misi sering diubah maka tindakan kita menjadi tidak konsisten atau plin-plan. Kita seperti orang yang memintal benang, kemudian diurai lagi, demikian seterusnya. Selain itu, misi yang seriang diubah juga menunjukan kurang matangnya pribadi kita terhadap nilai-nilai yang kita yakini.
Misi tak akan banyak gunanya jika Anda hanya membuatnya secara tertulis tapi tidak direalisasikan dalam tindakan. Misi yang selalu direlisasikan dalam tindakan akan membuat Anda menjadi diri Anda sendiri (be your self). Anda menjadi tidak tergangu kepada selera atau keinginan orang lain. Pribadi Anda menjadi utuh dan terhindar dari split of personality (kepribadian yang pecah), sehingga menjadikan anda mantap dan tenang dalam hidup.
Jika Anda selalu komitmen dengan misi anda, berarti Anda telah mempunyai modal awal yang baik untuk terampil mengatur waktu Anda. Anda telah mampu mengendalikan diri. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan diri untuk melangkah pada pada tahap selanjutnya dari Breaking The Time m


Tahapan II
Menentukan Peran

“Barangsiapa yang naik panggung tanpa persiapan,
maka ia akan turun dengan kehinaan”

(Shakespeare)

Misi hidup tak ada gunanya jika tidak ada penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika menerapkan misi, kita akan menerapkannya dalam berbagai peran hidup kita. Peran adalah posisi atau kedudukan di mana seseorang diharapkan melakukan perilaku tertentu.
Dalam kehidupan ini, setiap orang memiliki peran yang bermacam-macam. Peran-peran itu dijalankan oleh setiap orang secara berbarengan menurut takaran yang berbeda. Ada peran yang utama, karena waktu dan tenaga kita lebih banyak tercurah di sana. Ada pula peran pembantu, yang walau membutuhkan porsi waktu dan tenaga yang kecil, namun tetap juga harus diperhatikan. Pendek kata tidak ada orang yang hanya memiliki satu peran. Sebagai contoh, Anda mungkin mempunyai peran sebagai karyawan, di samping itu sebagai mahasiswa sekaligus anak dari sebuah keluarga.
Orang yang tidak dapat seimbang dalam memenuhi semua perannya kemungkinan besar akan mengalami kegagalan dan kekecewaan hidup. Misalnya, jika Anda terlalu sibuk bekerja di kantor (berperan sebagai karyawan), Anda mungkin dapat melalaikan peran Anda sebagai suami atau ayah dari anak-anak (peran sebagai keluarga). Hal ini disebabkan Anda tidak lagi mempunyai waktu yang cukup untuk mengurusi keluarga Anda.





Profesi/
Pekerjaan

Keluarga

Studi
Warga Masyarakat

Pengabdian

Dll
PERAN













Gambar 9
Lingkaran peran/ pekerjaan, keluarga, pengabdian, studi,
warga masyarakat, dll

Karena itu, dibutuhkan kemampuan untuk dapat mengatur berbagai peran hidup Anda. Manajemen waktu bermanfaat untuk bisa mengatur berbagai peran hidup secara seimbang dan harmonis. Manajemen waktu mengajarkan kepada kita untuk dapat memenuhi setiap tuntutan peran tersebut secara proporsional. Sebab masing-masing peran dalam kehidupan kita merupakan bagian yang tak terpisah dari kebahagiaan dan kesuksesan kita. Orang yang mampu mengatur drinya sendiri berarti mampu memainkan perannya dengan baik. Bukan hanya pada satu peran, tapi pada semua peran dalam hidupnya.

Mungkin kepedihan yang paling dalam dan sering terungkap dalam kaitan dengan mengatur diri dan waktu adalah ketika muncul ketidakseimbangan.
Banyak orang yang setelah sekian lama menjalani hidup akhirnya sampai pada kesadaran yang menyakitkan bahwa betapa banyak hal penting dalam hidup mereka selama ini terabaikan. Mereka menyadari bahwa mereka telah menggunakan amat banyak waktu dan tenaga dalam satu bidang kehidupan –seperti bisnis, olahraga, atau pelayanan masyarakat—dengan mengorbankan bidang yang lain, seperti kesehatan, keluarga dan teman-teman. Mereka sadar akan adanya berbagai peran tersebut, tetapi tak tahu bagaimana cara mengalokasikannya. Peran mereka tampaknya terus menerus saling bertentangan dan bersaing, karena keterbatasan waktu maupun perhatian.
Jelas, dibutuhkan keseimbangan antar peran jika kita tak mau menyesal di kemudian hari. Keseimbangan merupakan nilai universal yang selalu kita lihat perwujudannya setiap hari. Keseimbangan alam, keseimbangan kekuatan, keseimbangan neraca perdagangan, keseimbangan makanan (makanan yang komposisinya seimbang) merupakan bagian dari keseimbangan universal. Keseimbangan merupakan kunci dari kehormatan. Keseimbangan peran merupakan kunci dari kesuksesan dan ketenangan hidup.
Tetapi, bagaimana kita dapat memelihara keseimbangan dalam peran hidup kita? Apakah itu berarti lari dari satu peran ke peran lain dengan cepat untuk menangani semuanya setiap hari? Atau, kita memusatkan diri pada satu peran, kemudian setelah selesai baru memperhatikan peran yang lain? Banyak di antara kita yang terbiasa sejak kecil untuk melihat peran sebagai “kotak-kotak” kehidupan yang terpisah. Kita pergi ke kelas-kelas yang berbeda di sekolah, kita memiliki mata pelajaran yang terpisah-pisah, kita memiliki buku teks yang berbeda-beda, dan tidak pernah terlintas di benak kita bahwa terdapat hubungan antara satu dengan yang lain. Pengotak-kotakan itu berubah menjadi watak kita juga. Siapa diri kita di tempat kerja berbeda dengan diri kita di tengah keluarga. Apa yang kita lakukan di depan orang banyak berbeda dengan apa yang kita lakukan ketika sendirian. Inilah dampak dari watak pengkotak-kotakan yang dapat berakibat pada ketidakseimbangan hidup kita.
Pada kenyataannya, peran-peran itu merupakan bagian dari suatu keseluruhan yang amat saling terkait, di mana masing-masing peran merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi. Sebagaimana dikatakan oleh Gandhi, “Orang tidak dapat melakukan sesuatu yang benar dalam satu bidang kehidupan sementara dia sibuk melakukan kesalahan di bidang lain. Kehidupan adalah satu keseluruhan yang tak terbagi”.
Ketika Anda menerapkan keseimbangan peran dalam hidup Anda, itu tidak berarti sama dengan berlari di antara kotak-kotak kehidupan. Keseimbangan adalagh suatu ekuilibrium dinamis. Keseimbangan berarti bahwa semua bagian beroperasi secara bersama-sama secara sinergis dalam suatu keseluruhan yang amat saling terkait. keseiMbangan bukanlah berwujud ‘atau’ melainkan perwujudan dari ‘dan’.

Kita perlu menciptakan sinergi antar peran kita. Sinergi antar peran dapat menghemat waktu maupun tenaga. Dengan mengajak anak ke toko buku, kita dapat mengembangkan diri sebagai upaya menjalankan
peran pekerjaan sekaligus pada saat yang sama membina hubungan yang lebih baik dengan anak sebagai upaya menjalankan peran keluarga. Kalau kita harus memeriksa pabrik dan melatih seorang asisten baru, kita dapat memandang kegiatan pemeriksaan bersama dengan asisten itu sebagai cara melatih dia (sinergi peran pekerjaan dan peran pemberdayaan pegawai).
Memahami sinergi antar peran akan membantu kita mengatasi dikotomi “atau”. Seorang wanita yang bekerja dan mempunyai anak dapat mengatasi dikotomi yang membingungkan antara bersama dengan anak-anak atau bekerja. Ia bergairah menjadi ibu karena memahami perannya sebagai ibu yang tak dapat ditinggalkan dan tidak lupa untuk mengembangkan potensinya melalui kerja.
Kalau Anda memandang peran-peran sebagai bagian hidup yang terpisah-pisah maka sesungguhnya Anda sedang mengembangkan suatu mentalitas kelangkaan waktu. Anda merasa selalu dikejar-kejar waktu. Memanfaatkan waktu dalam satu peran berarti kita tidak dapat memanfaatkannya untuk peran yang lain. Ini berarti menang kalah (satu peran menang, peran lain kalah). Akhirnya kita berkompetisi dengan diri sendiri.






Profesi/
Pekerjaan

Keluarga

Warga Masyarakat

Pengabdian
PERAN
Sinergi
Sinergi


















Gambar 10. Sinergi antar peran

Namun dengan sinergi antar peran, Anda menumbuhkan mentalitas berlimpahnya waktu. Waktu Anda banyak dan dapat dipergunakan secara cukup untuk memenuhi peran Anda. Anda akan selalu berpikir menang dan menang. Memandang semua peran sebagai bagian dari suatu keseluruhan yang saling terkait. Kecerdikan dan kreativitas dibutuhkan untuk mampu melakukan sinergi antar peran dalam hidp keseharian Anda.


LALU APA LANGKAH APLIKATIF
UNTUK MENENTUKAN PERAN ANDA?



LANGKAH 1
Menginventarisir Peran

Langkah pertama yang perlu Anda lakukan adalah menginventarisir (mendata) peran Anda selama ini. Setiap orang akan berbeda dalam menginventarisir jumlah perannya. Tidak ada patokan yang khusus untuk mengklasifikasikan peran, tapi beberapa petunjuk di bawah ini dapat Anda gunakan untuk mengklasifikasi peran:

1. Aktivitas yang membutuhkan tanggung jawab Anda;
2. Aktivitas yang sering/rutin Anda lakukan (setiap hari, setiap pekan, setiap bulan atau setiap tahun),
3. Aktivitas yang berhubungan dengan orang lain;
4. Aktivitas yang membutuhkan cukup banyak waktu untuk melakukannya.

Setelah membuat misi, Ahmad Saputra mencoba menginventarisir perannya. Hasil catatannya tercantum seperti di bawah ini:

n Dosen
n Penceramah
n Instruktur
n Ayah
n Suami
n Anak (dari orang tuanya)
n Saudara (dari keluarga besarnya)
n Warga masyarakat (di lingkungan tempat tinggal)
n Penulis artikel
n Pengurus LSM
n Pengurus koperasi
n Pembina pengajian remaja
n Pemain bola
n Membaca buku
n Sholat dan ibadah lainnya


LANGKAH 2
Menyeleksi peran

Setelah menginventarisir peran, Anda perlu melakukan seleksi peran. Seleksi peran dilakukan dengan dua cara:

Ê
Menyisihkan peran
yang tidak sesuai dengan misi hidup

Peran yang telah dinventarisir harus dinilai secara jujur apakah sesuai dengan misi atau tidak. Peran yang tidak sesuai dengan misi harus Anda tinggalkan. Artinya, Anda tidak lagi melakukan aktivitas tersebut. Jangan segan-segan untuk menghilangkan peran yang tidak sesuai dengan misi Anda. Anda harus berani mengambil keputusan, jangan takut meninggalkan peran yang tidak sesuai dengan misi hidup Anda. Misalkan ketika Anda menginventarisir peran terdapat peran sebagai pengedar narkoba, padahal misi hidup Anda adalah pemberdayaan terhadap orang lain, maka tinggalkan peran sebagai pengedar narkoba. Ubah usaha Anda agar sesuai dengan misi hidup Anda. Contoh lain, jika misi hidup Anda mencari ridho Allah, maka tinggalkan peran yang menjauhi Anda dari ridho Allah, seperti bekerja pada tempat yang tidak halal atau maksiat. Jika Anda belum mampu meningalkan peran yang tidak sesuai dengan misi Anda, jadikan ia sebagai peran tersendiri. Lalu buat visi untuk meninggalkannya di masa depan (akan diterangkan pada bagian ‘Membuat Visi peran’).

Ë
Mengelompokkan peran-peran sejenis

Pengelompokkan ini bertujuan untuk mengurangi jumlah peran. Sebaiknya peran yang kita miliki tidak lebih dari tujuh buah agar mudah membagi waktunya. Kelompokkan peran berdasarkan sifatnya yang sama. Misalnya peran berdasarkan sifatnya yang sama. Misalnya peran sebagai ayah, suami, dan saudara dapat dikelompokkan dalam satu peran yang sama, yakni peran keluarga. Peran olahraga dan belajar dapat dikelompokkan dalam peran pengambangan diri. Namun peran yang menurut Anda sangat penting bagi misi Anda, sebaiknya jangan dikelompokkan. Biarkan ia menjadi satu peran tersendiri karena Anda membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak untuk menjalankannya.
Kelompokkan juga peran menjadi peran utama atau peran pembantu. Peran utama adalah peran yang sangat penting untuk pencapaian misi hidup Anda. Peran yang membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengerjakannya. Sedang peran pembantu adalah peran yang perlu ada sebagai tuntutan untuk menunjang pencapaian misi hidup Anda. Peran yang tidak membutuhkan waktu terlalu banyak dibanding peran utama.
Anda juga perlu membuat peran pengembangan diri secara tersendiri. Peran ini sebaiknya selalu ada dan tidak digabung dengan peran lainnya. Hal ini agar Anda senantiasa mempunyai waktu untuk mengembangkan diri, baik secara moral, intelektual, sosial maupun fisik.
Ahmad Saputra meneruskan langkahnya untuk menentukan peran dengan menseleksi peran yang tlah diiventarisir. Mula-mula ia mengelompokkan peran-peran sejenis atau yang sifatnya hampir sama. Ia mengelompokkan peran penceramah dan instruktur dalam satu peran. Peran ayah, suami, anak dan saudara dalam satu peran keluarga. Peran pengurus LSM dan koperasi dalam satu peran organisator. Peran pemain bola, membaca buku dan sholat dalam satu peran pengembangan diri. Peran dosen, penulis artkel, warga masyarakat dibiarkannya tetap dalam satu peran, karena Ahmad menganggap peran tersebut penting dalam mengaplikasikan misinya.
Setelah itu Ahmad menilai apakah peran-peran tersebut sesuai dengan misi hidupnya. Ternyata, menurut Ahmad, semua peran tersebut sesuai dengan misi hidupnya. Daftar peran Ahmad berubah menjadi seperti berikut:

- Dosen
- Pembicara (Penceramah, Instruktur)
- Keluarga (Ayah, Suami, Anak, Saudara)
- Warga masyarakat (di lingkungan tempat tinggal)
- Penulis artikel
- Organisator (Pengurus LSM, Pengurus koperasi, Pembina pengajian remaja)
- Pengembangan diri (Pemain bola, Membaca buku, Sholat dan ibadag lainnya).

Peran yang telah ditentukan sebaiknya ditinjau pada waktu-waktu tertentu. Paling lama Anda perlu mengevaluasi peran Anda tiga bulan sekali. Anda perlu mengavaluasi apakah peran-peran itu masih relevan dengan misi atau tidak. Apakah ada peluang yang membuat Anda perlu memasukkan peran yang baru? Apakah ada tantangan atau ancaman yang memaksa Anda perlu mengubah atau meninggalkan peran-peran tertentu? Misalkan Anda yang tadinya sebagai karyawan mendapat promosi sebagai direktur keuangan, maka Anda perlu mengubah peran Anda. Atau mungkin Anda trpaksa meninggalkan peran sebagai karyawan, karena di-PHK oleh perusahaan Anda. Bisa juga Anda berhenti sebagai pengurus koperasi karena pergantian pengurus. Karena itu, peran bukanlah sesuatu yang statis, ia fleksibel dan dapat diubah sesuai dengan kebutuhan, peluang atau tantangan yang ada, asalkan ia tetap sesuai dengan misi Anda. Jika misi hidup Anda berubah, maka dapat dipastikan akan banyak peran hidup Anda yang juga berubah m


Tahapan III
Membuat Visi Peran

“Visi membuat kita bergairah dengan pemahaman
akan sumbangan khas yang dapat kita buat”

(Stephen R. Covey)

Setelah Anda menentukan peran sesuai dengan misi yang Anda buat, tibalah saatnya bagi Anda untuk ‘bermimpi’. Sekarang, Anda perlu membuat visi tentang masa depan Anda. Visi ibarat mimpi karena kita membayangkan sesuatu yang masih bersifat harapan. Visi adalah kemampuan untuk melihat apa yang saat ini belum terwujud.
Kekuatan visi sungguh luar biasa! Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki ‘gambaran peran yang berorientasi ke masa depan’ berhasil lebih baik di sekolah dan lebih handal dalam menghadapi tantangan hidup. Tim dan organisasi yang memiliki pemahaman kuat mengenai suatu misi tidak akan mampu mewujudkan misinya tanpa kehadiran visi. Keberhasilan individu, kelompok, atau organisasi salah satunya akibat kekuatan visi yang mereka miliki.

Apabila visi kita terbatas, hanya sebatas harapan tentang apa yang akan terjadi pada esok hari atau lusa, kita cenderung membuat
pilihan berdasarkan apa-apa yang persis berada di depan kita. Kita bereaksi terhadap apa-apa yang mendesak, dorongan perasaan sesaat, atau suasana hati. Kita membuat pilihan berdasarkan pertimbangan orang lain atau kecenderungan lingkungan di sekitar kita. Kita menjadi tidak bisa mengambil keputusan sendiri. Langkah kita terombang-ambing. Keputusan-keputusan kita menjadi tidak konsisten dan berubah-ubah setiap hari.
Apabila visi kita terlalu membumbung tinggi, berdasarkan ilusi yang sama sekali tidak beranjak dari kemampuan-kemampuan kita saat ini, maka pada saatnya visi itu tidak dapat mencapai hasil yang kita harapkan. Visi kita tak lebih merupakan sesuatu yang hampa. Akhirnya kita tak percaya lagi pada harapan-harapan kita.
Apabila visi kita berdasarkan pandangan sosial, kita akan membuat pilihan-pilihan atas dasar harapan-harapan orang lain. Kita tidak menggerakkan potensi dan bakat kita sendiri. Kita tak lagi memiliki hubungan dengan jati diri kita yang unik. Kita hidup berdasarkan kemauan orang lain – keluarga, teman, lawan, media massa. Akhirnya, kita menjadi asing terhadap diri kita sendiri.
Ketika Anda membuta visi, Anda perlu membuatnya berdasarkan kemauan Anda sendiri. Anda perlu membuatnya berdasarkan potensi dan bakat Anda sendiri. Berdasarkan kemampuan dan kelebihan yang Anda miliki saat ini. Atau yang Anda pandang merupakan kelebihan dan kemampuan yang akan Anda miliki. Bukan berdasarkan pandangan orang lain tentang kemampuan dan kelebihan Anda.
Visi adalah cita-cita dan harapan tentang masa depan Anda sendiri. Anda akan bergairah mencapai visi Anda, jika visi sesuai dengan misi hidup Anda. Pada saat itu visi berubah menjadi motivator yang begitu kuat, yang pada gilirannya menjadi ‘pembakar’ semangat Anda. Ini merupakan energi yang membuat hidup Anda menjadi suatu petualangan yang menarik. Suatu petualangan untuk eraih cita-cita, sehingga Anda berani berkata ‘ya!’ terhadap peluang atau pilihan yang sesuai dengan cita-cita Anda. Sebaliknya berani berkata ‘tidak!’ dengan damai dan penuh keyakinan diri terhadap hal-hal yang kurang sesuai dengan cita-cita Anda.
Visi yang sesuai dengan misi hidup Anda akan membuat Anda semakin mampu mengatasi ketakutan, kesulitan, keraguan, kelesuan dan banyak hal lain yang membuat Anda tak dapat mencapai sesuatu. Sebagai contoh, Khobab bin Arts, sahabat Nabi Muhammad saw yang berasal dari kalangan budak mampu mengatasi segala penderitaan, siksaan dan kesulitan yang dialaminya karena memiliki visi yang sama dengan misi hidupnya. Suatu ketika ia datang kepada Nabi mengeluhkan siksaan yang dialaminya. Pada waktu itu Islam baru dipeluk oleg segelintir orang di kota Mekkah. Nabi Muhammad saw berkata kepadanya, “Wahai Khobab, bersabarlah. Demi Allah sesungguhnya aku melihat sebentar lagi apa yang kita perjuangkan akan memperoleh hasilnya. Aku melihat Islam akan dipeluk oleh seluruh orang di jazirah Arab ini, sehingga orang akan bepergian dengan aman tanpa merasa takut diganggu sedikitpun”. Visi ini, membuat Khobab tegar bertahan mengatasi segala penderitaan yang dialaminya. Kelak ia tercatat dalam sejarah sebagai salah satu sahabat utama Nabi yang sukses di dunia (menjadi gubernur) dan sukses di akhirat (mati syahid).
Pikirkan juga Gandhi, yang muncul dari latar belakang ketakutan, kekurangan, dan ketidakamanan pada masa penjajahan Inggris di India. Ia pada dasarnya mempunyai sifat pemalu dan sulit bergaul. Namun ketika melihat ketidakadilan yang dialami orang India, lahirlah visi dalam benak dan hatinya. Visi yang menumbuhkan gagasan sebuah masyarakat egaliter. Di mana setiap orang berkedudukan sama tanpa ada yang menindas hak azasi orang lain. Menjelang akhir hidupnya, ia berkata, “Saya memandang diri saya tidak lebih daripada orang biasa dengan keampuan di bawah rata-rata. Saya sama sekali tidak meragukan bahwa setiap orang, pria maupun wanita, dapat mencapai apa yang telah saya capai, apabila ia mengupayakan usaha yang sama dan menumbuhkan-kembangkan harapan maupun keyakinan yang sama.”
Ketika Khobab bin Arts dan Mahatma Gandhi memfokuskan diri pada visinya, kelemahan-kelemahan pribadinya lenyap. Mereka bertumpu pada kelebihan dan potensi unik yang dimilikinya, sehingga mereka tumbuh berkembang menjadi orang-orang besar. Visi menciptakan pertumbuhan dan pengembangan diri. Visi membuat orang bergairah, sungguh-sungguh dan cerdik. Kekuatan visi tak dapat disangkal merupakan kunci dari kesuksesan hidup seseorang.




Ciri-Ciri Visi

Visi yang baik adalah visi yang bercirikan:

Ê
Terukur

Visi yang baik adalah visi yang dapat diukur. Kalimat yang digunakan dalam visi sebaiknya bersifat kuantitatif dan spesifik. Jika visi yang dibuat masih memberikan ruang untuk penafsiran ganda, maka perlu dilengkapi dengan indikator keberhasilan visi yang bersifat kuantitatif. Visi yang abstrak dan terlalu global membuat tujuan menjadi kabur, sehingga evaluasi pencapaian visi menjadi sulit dilakukan. Gairah untuk mencapai visi juga menjadi rendah.

Ë
Fleksibel

Walau visi bersifat terukur, namun visi juga perlu memberi ruang untuk terjadinya fleksibilitas pencapaian visi. Misalnya dengan tidak terlalu memberi batasan-batasan yang begitu mendetail terhadap indikator keberhasilan visi. Visi yang fleksibel juga berarti visi yang dapat diubah jika situasi memang mengharuskannya demikian. Sebaiknya visi perlu ditinjau minimal tiga bulan sekali. Hal ini karena peluang dan tantangan di zaman globalisasi saat ini amat cepat berubah. Anda tak prlu takut merubah visi Anda, jika Anda melihat peluang dan tantangan baru di depan Anda. Namun visi yang terlalu cepat berubah juga kurang baik, misalnya berubah setiap pekan atau setiap bulan, karena hal itu berarti Anda sama saja dengan tidak mempunyai tujuan yang pasti.

Ì
Terjangkau

Visi yang baik juga visi yang dapat dijangkau. Tidak merupakan khayalan tanpa dasar sama sekali. Visi perlu bertolak dari kemampuan yang Anda miliki saat ini. Namun visi juga jangan telalu mudah untuk dijangkau, karena hal itu akan membuat Anda menjadi reaktif dan kurang termotivasi untuk mencapainya. Visi perlu menggambarkan tujuan masa depan kita dalam ‘beberapa langkah’, bukan dalam ‘ratusan atau ribuan langkah’ juga bukan dalam ‘satuan langkah’.


Í
Menarik

Visi perlu menarik untuk dicapai. Artinya, Anda sendiri merasa senang dan tertantang untuk mencapai visi tersebut. Untuk itu visi harus merupakan kehendak yang datang dari hati nurani Anda sendiri, bukan berdasarkan cermin sosial –keinginan orang lain atau kehendak lingkungan. Visi yang tidak menarik membuat Anda tidak bergairah untuk mencapainya.

Î
Jelas

Visi sebaiknya menggunakan kalimat yang jelas dan mudah dipahami oleh Anda sendiri. Hindari penggunaan kata yang terlalu puitis atau yang dapat ditafsirkan dengan berbeda.

Ï
Singkat

Sebaiknya kalimat visi juga jangan terlalu panjang. Jika terpaksa memakai kalimat yang panjang. Pecah kalimat tersebut dalam beberapa kalimat. Jadi, buatlah visi dengan kalimat yang singkat dan sederhana. Keep it short and simple!

Barangkali Anda sulit untuk menuliskan visi Anda, apalagi menuliskannya sampai kepada tingkat yang lebih spesifik, yakni visi dari setiap peran hidup Anda. Anda bukan hanya perlu membayangkan
bagaimana masa depan Anda, tapi juga bagaimana gambaran masa depan dari setiap peran Anda. Bagaimana gambaran peran Anda sebagai karyawan, suami, atau pemimpin organisasi setahun atau beberapa tahun yang akan datang.
Apabila Anda belum pernah menuliskan pernyataan visi pribadi, atau kalau Anda telah memilikinya, tetapi menginginkan sebuah perspektif yang berbeda, mungkin latihan visualisasi di bawah ini dapat membantu Anda dalam membuat visi.
Bayangkan ulang tahun Anda yang ke-60 atau syukuran perkawinan perak Anda. Bayangkan sebuah acara syukuran yang semarak di mana teman-teman, orang yang Anda cintai, dan para kolega dari segala penjuru tempat yang pernah Anda singgahi dalam hidup Anda, datang untuk menyatakan rasa hormat mereka. Bayangkan serinci mungkin, sejauh Anda bisa yaitu seperti tempat, orang, dan dekorasinya.
Dalam benak, lihatlah mereka satu per satu menyalami Anda. Bayangkan mereka mewakili peran yang Anda mainkan dalam hidup –mungkin sebagai orang tua, guru, manajer atau pegawai negeri. Bayangkan juga bahwa Anda telah berhasil memenuhi semua peran itu sampai batas kemampuan Anda. Apa yang kiranya akan dikatakan mereka? Kualitas Anda yang mana yang akan mereka kenang? Sumbangan istimewa apa yang akan mereka sebutkan? Pandanglah mereka yang hadir dalam acara itu. pengaruh penting apa yang telah Anda buat dalam hidup mereka?
Sementara Anda embayangkan dan merenungkan hal-hal tersebut, berusahalah menulis peran Anda dan penghargaan yang Anda inginkan agar mereka katakan pada kesempatan tersebut.
Cara lain untuk melatih Anda membuat visi adalah semisal membayangkan dengan mata terpejam selama satu menit:

· Sebuah gambar mengenai Anda yang sukses:
· Sebuah gambar mengenai Anda yang bahagia, santai, dan puas;
· Sebuah gambar mengenai Anda sepuluh tahun mendatang;
· Sebuah gambar mengenai Anda yang lebih berat (atau ringan) 10 kilogram;
· Sebuah gambar mengenai Anda yang sedang mengerjakan sesuatu yang Anda mimpikan untuk dikerjakan;
· Sebuah gambar mengenai Anda sedang bercengkerama dengan cucu; dan
· Sebuah gambar mengenai Anda yang mempunyai banyak uang di bank.

Bagaimana perasaan Anda, ketika Anda menatap visi yang dapat ditampilkan dalam hidup Anda? Sekarang, bagaimana seandainya Anda mampu mencapai visi itu dan memastikannya bahwa visi itu sesuai dengan misi hidup Anda yang positif?
Latihan ini akan memberi Anda suatu pemahaman mendalam akan gairah dan kekuatan potensial yang dimiliki oleh visi. Sesungguhnya upaya untuk menciptakan visi yang menggairahkan kita untuk mencapainya membutuhkan kemampuan imajinasi yang kreatif.

Coba Bayangkan Gambar Apakah ini?




Dengan menvisualisasikan gambar di atas, anda bisa menyebut gambar
tersebut sebagai gapura, terowongan, huruf N, huruf U terbalik, pegangan
pintu, isi staples, kursi, dll.

DENGAN CARA YANG SAMA COBA BAYANGKAN GAMBAR APAKAH INI?









Gambar 14
Gambar latihan visualisasi

Cara Membuat Visi Peran


Setelah membuat misi hidup dan menentukan peran yang tepat, kini tibalah bagi Anda untuk membuat pernyataan visi secara tertulis. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah:


LANGKAH 1
Menciptakan visi besar

Anda perlu membuat visi hidup secara global. Visi hidup ini berlaku sepanjang hidup dan biasanya merupakan gambaran yang umum tentang akhir dari masa depan kita. Karena bersifat global, visi ini tidak dapat dikatakan sebagai visi yang sebenarnya. Ia hanya berfungsi sebagai penuntun dalam membuat visi dari setiap peran hidup kita.
Setelah melakukan latihan visualisasi, Ahmad Saputra membuat pernyataan visi hidupnya seperti berikut, “Menjadi pribadi yang berhasil meningkatkan kualitas diri secara maksimal dan memberdayakan orang-orang di sekitar saya”.


LANGKAH 2
Menciptakan visi peran Anda

Visi besar yang berlaku seumur hidup perlu dijabarkan dalam visi setiap peran. Sebab jika tidak dijabarkan, gambarannya masih terlalu umum, sehingga sulit devaluasi tingkat keberhasilannya dari waktu ke waktu.
Berbeda dengan visi besar yang target waktu pencapaiannya seumur hidup. Visi [eran memiliki jangka waktu pencapaian tertentu. Anda dapat memakai tenggang waktu tiga bulan, enam bulan, atau setahun. Namun waktu yang disarankan adalah tiga atau enam bulan. Hal ini karena lingkungan di sekitar kita kerap cepat berubah, sehinga perlu diantisipasi dengan visi peran yang fleksibel.
Setiap habis waktu pencapaian visi peran, Anda perlu mengevaluasinya. Mana di antara visi peran Anda yang sudah tercapai dan mana yang belum. Apa saja faktor keberhasilan dan kegagalan Anda dalam mencapai visi peran yang telah ditentukan. Hal ini sangat berguna dalam membuat kembali visi peran Anda untuk periode mendatang, dan menyesuaikannya dengan peluang dan tantangan baru yang Anda hadapi. Khusus untuk pengembangan diri Anda perlu dibuat visi peran tersendiri yang tidak boleh dihilangkan. Hal ini agar kualitas diri Anda senantiasa meningkat secara intelektual, moral, sosial, dan fisik.
Visi peran perlu dibuat dalam kalimat yang memenuhi ciri visi yang baik –teratur, fleksibel, terjangkau, menarik, jelas, dan singkat. Jika visi peran masih sulit untuk dapat diukur, Anda perlu membuat keterangan berupa indikator keberhasilan visi yang berisi parameter kuantitatif dari visi yang dibuat.
Visi peran perlu dibuat tertulis pada lembar Visi Peran. Hal ini agar mudah dibaca dan diingat. Kebiasaan tidak menuliskannya tujuan (Visi) adalah kebiasaan buruk. Sebab jika hanya mengandalkan ingatan, besar kemungkinan kita akan lupa. Lupa menyebabkan kita, tanpa disadari, tak lagi konsisiten dengan visi awal kita.

No
Peran
Visi 2003
(Jan s.d. Mar 2003
Indikator
Keberhasilan

Dosen
- Menjadi dosen berdedikasi tinggi

- Mengajar minimal 6 sks/semester;
- Mencapai angka kredit min. 20;
- Presentasi kehadiran min. 90% dari jumlah jam mengajar.

Pembicara (Penceramah, Instruktur)
- Berhasil menjadi pembicara profesional

- Menjadi pembicara min. 3x per bulan;
- Membaca buku psikologi/perkembangan pribadi min. 2 buah per bulan;
- Membuat modul pelatihan 2 buah.

Keluarga (Ayah, Suami, Anak, Saudara
- Berhasil terus menerus meningkatkan intelektual, moral dan sosial mereka.

- Firdaus masuk lima besar, hafal ½ juz Al-Qur’an, bisa mengetik di komputer, bisa naik sepeda kecil, berat badan proporsional;
- Nisa masuk TK, hafal 4 doa harian, bisa fatal 26 huruf abjad, berat badan proporsional.

Warga masyarakat (di lingkungan tempat tinggal)
- Dikenal oleh masyarakat

- Sholat jama’ah min. 1 x per hari di mesjid;
- Silaturrahim ke tetangga min 1 x per dua pekan.

Penulis artikel
- Tercapainya produktivitas yang cukup tinggi dalam menulis;
- Aktif dalam kepengurusan organisasi.
- Menulis artikel min. 3 x per bulan;
- Tulisan diterbitkan pada koran nasional min 1 x per buln;
- Mengkliping artikel psikologi/pengembangan pribadi min. 2 artikel perminggu.

Organisator (Pengurus LSM, Pengurus koperasi, Pembina pengajian remaja)

- Mengikuti rapat pengurus LSM min 1 x per bulan;
- Terlaksananya program “No Drugs” di LSM pada Februari 2003;
- Tercapainya prkembangan koperasi sesuai dengan visi/misinya;
- Hadir dalam pengajian remaja 4 x per bulan.



No
Peran
Visi 2003
Indikator

Pengembangan diri (Fisik, Intelektual, Moral, dan Sosial)
- Tercapainya pengembangan diri yang seimbang.

- Olahraga main bola min. 1 x per pelan;
- Membaca buku min. 3 x per bulan;
- Mengikuti seminar min. 1 x;
- Tilawah Al-Qur’an min. 4 lembar per hari;
- Menghadiri pengajian min. 1 x per pekan;
- Silaturrahim ke orang tua min. 1 x per bulan.

Ahmad Saputra melanjutkan pembuatan visinya dengan membuat Lembar Visi Peran dari bulan Januari sampai dengan Maret yang akan datang. Ia juga membuat indikator keberhasilan dari setiap visi perannya. Hasilnya sebagai berikut:


LANGKAH 3
Letakkan di tempat yang mudah dilihat
atau mudah dibawa-bawa.

Sebaiknya, Lembar Visi Peran dibuat dalam kertas yang cukup besar mudah dibaca. Tempel lembar visi peran Anda di tempat yang mudah dilihat. Misalnya, pada dinding kamar, dekat cermin atau di balik lemari pakaian. Lembar visi juga bisa ditulis pada kertas kecil agar mudah di bawa-bawa. Misalnya, dapat mudah disimpan dalam dompet atau tas Fungsi visi peran yang mudah dilihat atau dibawa-bawa adalah agar Anda selalu ingat dengan visi Anda. Setiap pagi sebelum Anda beraktivitas lilahatlah dan baca kembali visi peran Anda. Semakin sering Anda membaca dan mengingat-ingat visi peran Anda, semakin menyerap visi Anda dalam pikiran bawah sadar Anda. Semakin terserap di alam bawah sadar Anda, tanpa Anda sadari, semakin terkendali gerak hidup Anda menuju ke arah pencapaian visi peran. Hal ini karena, menurut penelitian, sebagian besar pola hidup dan kebiasaan kita sebenarnya dipengaruhi oleh pikiran bawah sadar kita, bukan oleh pikiran sadar kita m


Tahapan IV:
Membuat Rencana Pekanan

“Waktu adalah kehidupan”

(Hasan Al Banna)

Kini tiba saatnya bagi Anda untuk merealisasikan apa yang tela dibuat! Anda telah memiliki komitmen manajemen waktu dengan metode Breaking The Time dengan membuat pernyataan misi, peran, dan visi peran Anda. Komitmen itu tak ada gunanya jika tidak ada upaya untuk mencapainya. Pada tahapan ini, Anda akan mendapatkan manfaat tentang bagaimana cara menjabarkan visi peran dalam rencana pekanan.
Mengapa perlu menjabarkan visi peran dalam rencana pekanan? Bukan rencana bulanan atau langsung kepada rencana harian? Hal ini karena visi peran merupakan sasaran jangka panjang, sehingga perlu ada sasaran jangka menengah. Rencana pekanan merupakan sasaran jangka menengah yang lebih cocok digunakan daripada rencana bulanan. Sebab rentang waktu rencana bulanan terlalu panjang, sehingga sulit mempertahankan konsistensi pencapaian visi peran. Sedang rencana pekanan rentang waktunya tidak terlalu panjang dan juga tidak terlalu sempit, sehingga cukup efektif untuk mempertahankan konsistensi pencapaian visi peran. Jika visi peran langsung dituangkan dalam rencana harian, maka tidak ada sasaran jangka menengah sebagai arah yang merupakan perantara sasaran jangka panjang (rencana harian). Sebenarnya dengan membuat rencana pekanan berarti Anda telah serius menyesuaikan waktu dengan apa yang menurut Anda penting. Visi peran menggembarkan apa yang menurut Anda penting. Jadi mengatur waktu pekanan berarti menyesuaikan waktu Anda dengan pencapaian visi peran. Persoalan pengaturan waktu mulai muncul ketika Anda tidak laggi menggunakan waktu sesuai dengan visi peran, sehingga membiarkan waktu berjalan tanpa arah yang jelas.

Sebelum sampai pada cara membuat rencana pekanan, kita perlu mengetahui tiga sifat waktu.


Ê
Waktu tidak dapat diganti

Waktu akan terus berjalan, tanpa ada yang dapat menghentikannya. Waktu bagaikan air yang terus mengalir menuju muara. Di mana setiap orang mempunyai ‘muaranya’ masing-masing. Pada ‘muara’ itulah kehidupan seseorang berakhir dan menemui ajalnya. Kita tidak tahu kapan waktu hidup kita berakhir. Namun yang jelas setiap orang mempunyai jatah waktu berbeda-beda. Ada yang singkat, ada pula yan panjang, tergantung jatah umur yang disediakan Tuhan kepadanya. Jatah waktu itu akan terus berlalu tanpa peduli apakah diisi dengan aktivitas yang penting atau tidak.
Jika Anda membiarkan waktu berjalan tanpa aktivitas yang sesuai dengan misi hidup berarti Anda telah menyia-nyiakan waktu. Anda tak dapat mengganti waktu yang telah Anda sia-siakan itu dengan waktu yang lain. Anda merugi karena telah membiarkan salah satu modal kehidupan Anda berlalu tanpa ada hasil bagi masa depan Anda. Biasanya yang timbul hanyalah penyelesaian di kemudian hari. Penyesalan yangtak ada gunanya, karena waktu tak dapat diganti oleh apapun.




Ë
Waktu dapat melenakan

Waktu berlalu tanpa terasa. Banyak orang yang merasa hidupnya amat singkat. Masa kecil yang sudah puluhan tahun ditinggalkannya terasa seperti baru kemarin. Begitu pula masa remaja dan masa dewasa terasa berlalu amat cepat. waktu memang melenakan. Ia membuat orang lupa bahwa waktu terus berjalan menuju batasnya, dan ketika batas itu tiba tak dapat seorang pun yang dapat mengundurkannya walau sedetik. Ketika itulah mungkin kita baru menyadari bahwa waktu itu ada dan sangat berharga. Namun ini adalah kesadaran yang terlambat dan penyesalan yang tak ada guna. Karena itu, sejak dini Anda perlu menyadari bahwa waktu dapart membuat Anda terlena dan membiarkannya berlalu dengan sia-sia.

Ì
Waktu adalah momen

Waktu merupakan kesepatan yang tidak akan terulang untuk kedua kalinya. Para pakar sejarah memperkirakan, jika para pendiri negara Indonesia tidak memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 mungkin sampai saat ini bangsa Indonesia masih dijajah. Jika Amerika tidak membom atom Hiroshima dan Nagasaki pada 15 Agustus 1945 mungkin Perang Dunia II akan berlangsung lebih lama lagi. Dalam dunia bisnis dikenal istilah waktu adalah uang. Maksudnya adalah bahwa setiap peluang harus diambil dengan cepat. kalau tidak, akan segera diambil oleh pesaing. Begitu pula dalam dunia militer, penyerangan terhadap musuh harus diatur waktunya sedemikian rupa, sehingga hal itu merupakan momen yang tepat untuk memperleh kemenangan. Jadi waktu adalah momen. Kesempatan emas yang belum tahu tentu terulang lagi.
Kehidupan setiap manusia juga terdiri dari momen-momen yang seharusnya tidak dibiarkan berlalu begitu saja. Ada orang yang menyia-nyiakan masa mudanya tanpa belajar. padahal mada muda adalah momen untuk belajar. Ada juga orang yang menyia-nyiakan bakatnya dengan tetap bekerja di tempat yang tidak sesuai dengan bakatnya. Akhirnya, ia menyia-nyiakan bakatnya yang sebetulnya dapat mengubah taraf hidupnya.
Orang yang mampu mengatur waktu seharusnya jeli memanfaatkan setiap momen dalam hidupnya. Ia jeli mengambil setiap peluang yang ada dan menggunakannya untuk keberhasilan hidupnya. Sebaliknya orang yang kurang mampu mengatur waktu akan sering menyia-nyiakan momen dalam hidupnya, sehingga momen tersebut terbuang percuma. Padahal ia merupakan peluang emas yang mungkin tidak dapat terulang kembali di waktu yang lain.








SIFAT WAKTU
TIDAK DAPAT DIGANTI
MOMEN
MELENAKAN









Gambar 15. Sifat Waktu

Pengaturan waktu yang buruk menunjukkan bahwa kita tidak mampu menyesuaikan antara waktu dengan misi dan visi peran kita. Ketidakmampuan menyesuaikan waktu dengan misi berarti menelantarkan nilai-nilai yang kita anggap penting. Sedang ketidak
mampuan menyesuaikan waktu dengan visi peran berarti kita tidak memiliki tujuan hidup yang jelas. Kita tidak akan memperoleh apa-apa yang berarti dalam kehidupan ini. Padahal orang yang sukses dan berhasil adalah orang-orang yang melakukan aktivitas yang berarti dan bermanfaat untuk dirinya maupun orang lain.
Beberapa hal yang merupakan indikasi dari pengaturan waktu yang buruk tampak dari beberapa kebiasaan berikut ini:

Ê
Sebagian besar jadwal waktunya
ditentukan oleh orang lain

Orang yang kurang mampu mengatur waktu akan mengisi sebagian besar waktunya dengan janji dan rencana orang lain, sehingga waktu yang diatur sendiri oleh dirinya menjadi sangat berkurang, bahkan tidak ada sama sekali. Orang seperti ini hidup dengan program orang lain. Ia terjebak pada rutinitas menjemukan yang membuat ia sulit mengevaluasi apakah program dari orang lain itu sesuai atau tidak dengan misi hidupnya. Penentuan jadwal waktu oleh orang lain bisa saja ditolerir jika sesuai dengan misi hidup kita.

Ë
Sering menghadiri acara-acara
yang kurang penting

Acara yang kurang penting adalah acara yang tidak sesuai dengan misi hidup atau kurang menunjang pencapaian visi peran kita. Banyak orang yang terjebak dengan acara yang kurang penting karena merasa tidak enak menolak ajakan orang lain atau karena tidak mampu memanfaatkan waktu luang, sehingga akhirnya waktunya dihabiskan untuk kegiatan yang tidak sesuai dengan misi hidup atau pencapaian visi peran.

Ì
Suka menunda-nunda pekerjaan

Dampak dari suka menunda-nunda pekerjaan adalah bertumpuknya pekerjaan pada suatu waktu, sehingga ketika ‘deadline’nya tiba, kita terburu-buru dalam mengerjakannya. Akhirnya, hasil pekerjaan itu tidak maksimal atau malah tidak selesai.
Orang yang suka menunda-nunda pekerjaan biasanya karena menunggu perasaan mood (gairah) lebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan. Padahal mood tidak datang sesuai kemauan kita, bahkan seringkali ia tidak muncul ketika kita inginkan. Karena itu tak perlu menunggu mood lebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan, lakukan saja apa yan harus dilakukan. Malah seringkali mood itu datang justru ketika kita sedang melakukan suatu pekerjaan.

Í
Suka melakukan pekerjaan
dalam kondisi mendesak

Ada sebagian orang yang memiliki kebiasaan rampung bekerja karena dikejar deadline. Ia tidak bisa bekerja kecuali dalam kondisi terdesak. Kebiasaan ini dalam jangka panjang dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Stres berkepanjangan dapat mengakibatkan berbagai penyakit jiwa dan fisik.

Î
Terlalu banyak menghabiskan waktu
untuk santai dan bersenang-senang

Bersantai dan bersenang-senang bukanlah suatu hal yang tabu kita lakukan. Namun jika dilakukan tanpa perencanaan, kita akan menghabiskan terlalu banyak waktu untuk bersenang-senang. Akibatnya waktu kita banyak terbuang untuk sesuatu yang kurang bermanfaat. Biasanya ini terjadi karena ‘balas dendam’. Setelah selesai melakukan pekerjaan yang urgen (mendesak) dan mengurus tenaga, kita lalu ‘balas dendam’ dengan bersantai sepuas mungkin. Karena itu, hindari sebanyak mungkin bekerja dalam situasi urgen agar tidak ‘balas dendam’ dengan bersantai sebanyak mungkin.

Ï
Sering merasa terlalu sibuk
dan kekurangan waktu

Perasaan terlalu sibuk dan kekurangan waktu hanya akan dialami oleh mereka yang tak mampu mengatur waktunya dengan baik. Orang yang tidak mengatur waktunya tak akan tahu mana pekerjaan penting yang harus dilakukan dan mana pekerjaan yang tidak penting yang tidak perlu dilakukannya. Akibatnya ia akan merasa terlalu banyak yang harus dilakukannya dan tak sebanding dengan waktu yang tersedia. Karena itu wajar jika ia merasa terlalu sibuk dan kekurangan waktu.

Ð
Sering merasa bersalah karena tak mampu
menyelasaikan suatu pekerjaan

Sering merasa bersalah karena belum melaksanakan apa yang mesti dilakukan merupakan dampak dari pengatuan waktu yang buruk. Perasaan ini biasanya muncul dalam bentuk penyesalan. Menyesal karena tidak melakukannya dari dulu, menyesal karena terlalu banyak membuang waktu untuk kagiatan yang tidak bermanfaat, dan menyesal karena menyia-nyiakan peluang dan kesempatan. Hingga akhirnya merasa dirinya tidak banyak kemajuan atau gagal meraih cita-cita yang diharapkannya, padahal umur semakin bertambah dan jatah waktu hidup semakin berkurang.

Ñ
Banyak masalah yang tertunda
penyelesaiannya

Orang yang tidak mampu mengatur waktu akan banyak menunda pekerjaan yang mestinya dilakukan. Menunda pekerjaan pada hakikatnya menumpuk masalah, sehingga masalah semakin bertambah dan semakin sulit untuk diselesaikan.

Ò
Sering bingung
dalam mengambil keputusan

Konsekuensi logis dariorang yang tidak mampu mengatur waktunya dengan baik adalah bingung dengan prioritas pekerjaanya. Mana yang harus lebih dulu dilakukan dan mana yang dapat ditunda. Wajar saja akhirnya ia bingung mengambil keputusan, karena bagaimana ia dapat mengambil keputusan dengan baik jika menentukan prioritas pekerjaan saja sudah bingung.

Ó
Produktivitas kerja
berkurang atau tidak efektif

Pengaturan waktu yang buruk berdampak pada produktivitas kerja. Ini disebabkan karena terbiasa melakukan pekerjan dalam kondisi terburu-buru dan terdesak, sehingga hasilnya tanggung dan kurang berkualitas. Atau karena salah menentukan tingkat kepentingan pekerjaan itu sendiri, sehingga produktifvitasnya tidak sesuai dengan yang diharapkan (tidak efektif).


Sering melakukan pekerjaan
secara tidak efisien

Tentu saja dampak selanjutnya dari pengaturan waktuyang buruk adalah tidak efisien dalam bekerja. Terlalu banyak sumber daya yang dihabiskan daripada hasil yang diperoleh. Salah satunya karena melakukan pekerjaan dalam kondisi terburu-buru, biasanya dalam situasi seperti itu akan banyak tenaga dan biaya yang terkuras lebih dari semestinya.
Jika indikasi di atas sering dialami berarti Anda perlu waspada. Sebab kemungkinan besar Anda mengalami problem mengatur waktu (manajemen waktu). Jika Anda tidak segera memperbaikinya dengan cara mengatur kembali waktu Anda, maka Anda akan mengalami dampak dari pengaturan waktu yang buruk, seperti:

1. Menimbulkan rasa stress dan bersalah;
2. Mengabaikan apa yang penting dan bermakna dalam hidup;
3. Selalu terburu-buru, sehingga memprioritaskan jadwal daripada hubungan;
4. Kurang luwes dan spontan;
5. Tidak mempunyai waktu untuk pengembangan diri;
6. Terjebak pada berbagai masalah yang sebenarnya tidak perlu terjadi; dan
7. Tidak sukses mencapai tujuan hidup.


Untuk menghindari diri dari berbagai dampak pengaturan waktu yang buruk, Anda perlu menjaga agar sebagian besar aktivitas Anda selalu sesuai dengan misi hidup dan visi peran Anda serta tidak dikerjakan dalam kondisi mendesak. Perhatikan matrk manajemen berikut ini.





Sesuai Misi Hidup

Sesuai Visi Peran
Mendesak
Tidak Mendesak
I. Hindari sebisa mungkin (Jangan dibiasakan)
II. Lakukan sekarang juga (proaktif)

Tidak Sesuai Visi Peran
III. Delegasikan

IV. Lakukan jika ada peluang.

Tidak sesuai Misi Hidup dan Visi Peran
V. Berani berkata “tidak”
VI. Jangan lakukan


Gambar 16. Matrik Manajemen Waktu

Dari Matrik Manajemen Waktu, terlihat enam kuadran waktu. Kuadran waktu I adalah aktivitas yang mendesak dan sesuai misi hidup sekaligus sesuai visi peran. Kuadran Waktu II adalah aktivitas tidak mendesak dan sesuai misi hidup sekaligus sesuai visi peran. Kuadran waktu III adalah aktivitas mendesak yang sesuai misi hidup, tapi tidak sesuai visi peran. Kuadran waktu IV adalah aktivitas yang tidak mendesak dan sesuai misi hidup, tapi tidak sesuai visi peran. Kuadran waktu V adalah aktivitas yang mendesak tapi tidak sesuai misi hidup sekaligus tidak sesuai dengan visi peran. Kuadran waktu VI adalah aktivitas yang tidak mendesak dan tidak sesuai misi hidup sekaligus tidak sesuai dengan visi peran.
Jika dicermati kuadran waktu terbaik adalah kuadran II, kuadran yang bisa membuat kita mencapai misi hidup dan dapat menjalankan peran dengan baik. Kuadran yang perlu dilakukan sekarang juga secara proaktif, tanpa menunggu mood dan tanpa perlu menghindari kita dari stres dan penyesalan, serta membawa kita kepada kesuksesan dan kebahagiaan hidup. Anda perlu berupaya agar waktu Anda lebih banyak berada pada kuadran II.
Sedang kuadran IV adalah kuadran yang memungkinkan fleksibilitas dan peluang. Anda bisa juga menggunakan waktu Anda di kuadran tersebut sebagai prioritas kedua. Kuadran IV adalah kuadran yang memungkinkan Anda mengembangkan diri secara mental, spiritual, sosial, dan fisik. Kuadran yang memungkinkan Anda ‘keluar’ dari jadwal tanpa merasa bersalah karena Anda masih berada pada misi hidup Anda.
Untuk kuadran lainnya, Anda perlu bersikap sesuai dengan yang disebutkan pada matrik. Misalnya, untuk aktivitas yang termasuk kuadran I hindari sebisa mungkin. Untuk kuadran III, delegasikan ke orang lain. Kuadran V, Anda harus bernai berkata ‘tidak’. Sedang kuadran VI, jangan Anda lakukan walau betapa besar godaannya.
Memang tak mungkin kita menghilangkan sama sekali aktivitas kuadran I, III, V dan VI karena hal itu pasti terjadi. Namun kita harus berupaya dengan disiplin yang tinggi untuk memperbanyak waktu kita di kuadran II (atau paling tidak kuadran IV). Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan waktu di kuadran II adalah:

1. Jangan menunda-nunda melakukan pekerjaan:
2. Dahulukan tindakan pencegahan (preventif) daripada tindakan kuratif (pengobatan);
3. Hati-hati dengan waktu luang di antara dua waktu sibuk yang acapkali melenakan;
4. Sempatkan membuat perencanaan, walau sederhana; dan
5. Sempatkan melakukan evaluasi dan instrospeksi diri.


Aplikasi dari Matrik Manajemen Waktu dapat terlihat dari cara Anda melakukan aktivitas pekanan. Agar aktivitas pekanan Anda lebih banyak berada di kuadran II, sebagai kuadran terbaik, Anda perlu membuat rencana pekanan. Untuk itu, Anda perlu mempunyai Lembar Waktu Pekanan seperti Gambar 17.

Pekan ke:
Ahad
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Sabtu
PRIORITAS PEKANAN
Janji Temu / Komitmen

08.00
08.00
08.00
08.00
08.00
08.00
08.00

09.00
09.00
09.00
09.00
09.00
09.00
09.00

10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00
10.00

11.00
11.00
11.00
11.00
11.00
11.00
11.00

12.00
12.00
12.00
12.00
12.00
12.00
12.00

13.00
13.00
13.00
13.00
13.00
13.00
13.00

14.00
14.00
14.00
14.00
14.00
14.00
14.00

15.00
15.00
15.00
15.00
15.00
15.00
15.00

16.00
16.00
16.00
16.00
16.00
16.00
16.00

17.00
17.00
17.00
17.00
17.00
17.00
17.00

18.00
18.00
18.00
18.00
18.00
18.00
18.00

19.00
19.00
19.00
19.00
19.00
19.00
19.00

20.00
20.00
20.00
20.00
20.00
20.00
20.00

Malam
Malam
Malam
Malam
Malam
Malam
Malam



Prioritas Hari Ini









































LEMBAR KERJA PEKANAN
PERAN

1

2

3

4

5

6

7

Gambar 17. Lembar waktu pekanan

Lembar Waktu Pekanan (seperti Gambar 17) perlu diisi dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Isi pada kolom Peran berbagai peran Anda sesuai dengan Lembar Visi Peran.
2. Isi aktivitas untuk pencapaian visi peran Anda di kolom Janji. Namun jika Anda belum mengetahui waktunya secara pasti isi pada kolom Prioritas Hari Ini atau Prioritas Pekan Ini. Prioritas Hari Ini adalah hal-hal yang harus Anda kerjakan dalam sehari tapi Anda belum mengetahui pasti jadwalnya. Sedangkan Prioritas Pekan Ini adalah hal-hal yang harus Anda lakukan dalam sepekan, tapi Anda belum mengetahui pasti kapan hari mengerjakannya.
3. Pada waktu mengisi aktivitas yang sesuai visi peran. Nomori aktivitas tersebut dengan nomor peran yang terdapat pada kolom Peran.
4. Sebaiknya semua peran ada aktivitasnya dalam Lembar Waktu Pekanan. Namun jumlah aktivitasnya belum tentu sama. Biasanya peran-peran utama akan mendapatkan jatah waktu yang lebih banyak daripada peran pembantu. Misalnya, peran sebagai karyawan jumlah waktunya akan lebih banyak daripada peran sebagai warga masyarakat.
5. Untuk menjaga agar Anda dapat memenuhi berbagai tugas dan tanggung jawab, idealnya setiap peran ada aktivitasnya dalam Lembar Waktu Pekanan. Jika ada peran yang tidak ada aktivitasnya dalam Lembar Waktu Pekanan hal itu hanya dapat ditolerir untuk sementara. Upayakan agar dalam Lembar Waktu Pekanan pekan selanjutnya peran tersebut ada aktivitasnya. Toleransi untuk tidak melaksanakan suatu peran dalam sepekan adalah relatif. Jika hal itu termasuk peran utama maka tidak boleh terlalu lama. Jika termasuk peran pembantu maka tergantung dari sejauh mana tuntutan terhadap peran teersebut. Namun hindari ada peran yang sama sekali tidak ada aktivitasnya selama jangka waktu pencapaian visi peran.
6. Upayakan agar Lembar Pekanan Anda tidak seluruhnya terisi dengan aktivitas. Beri ruang kosong antara satu aktivitas ke aktivitas lainnya. Hal ini untuk menjaga kemungkinan adanya aktivitas Kuadran IV (aktivitas berdasarkan peluang, aktivitas pengembangan diri dan membina hubungan).
7. Aktivitas padaLembar Waktu Pekanan harus lebih banyak aktivitas Kuadran II, bukan kuadran lainnya. Jika Anda terpaksa membuat janji untuk aktivitas kuadran lainnya batasi agar jangan terlalu banyak.
8. Lembar Waktu Pekanan sebaiknya diisi tiap pekan (hariyang dianjurkan adalah hari ahad malam atau senin pagi). Evaluasi lembar Waktu Pekanan untuk pekan lalu. Evaluasi mana yang belum. Jika belum, evaluasi apa sebabnya. Kemudian isi Lembar Waktu Pekanan untuk pekan ini yang dibutuhkan untuk mengisi Lembar Waktu Pekanan hanya 15-30 menit. Luangkan waktu Anda untuk mengisinya. Karena hal itu akan mengarahkan Anda kepada pencapaian visi peran secara berangsur-angsur m

Sekarang mari kita lihat, bagaimana Ahmad Saputra mengisi Lembar Waktu Pekanannya.

Pekan ke:
Ahad
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Sabtu
PRIORITAS PEKANAN
Janji Temu / Komitmen
- Membuat Modul Á


Menulis Artikel Ä
À
Mengajar
À
Mengajar
Menulis ArtikelÄ
Æ
Olahraga
Pelatihan
Á
Ceramah

Menulis Artikel Ä
À
Mengajar
À
Mengajar
Menulis ArtikelÄ
Æ
Olahraga
- Membuat Proposal Å
Á
Ceramah

Menulis Artikel Ä
À
Mengajar
À
Mengajar
Menulis ArtikelÄ
Æ
Olahraga
Program ‘No Drugs’
Á
Ceramah
À
Mengajar
Menulis Artikel Ä
À
Mengajar
À
Mengajar
Menulis ArtikelÄ

- Kliping Artikel Ä

À
Mengajar


À
Mengajar




À
Mengajar

Menulis Artikel Ä


Á
Instruktur




Menulis Artikel Ä


Á
Instruktur




Menulis Artikel Ä


Á
Instruktur










Silaturrahim tetangga Ã








Bersama anak Â

Bersama anak Â
Bersama anak Â





Pengajian RemajaÅ


Ikut Æ pengajian







Ikut Æ pengajian



Malam
Malam
Malam
Malam
Malam
Malam
Malam






Prioritas Hari Ini

Æ
Tilawah
Æ
Tilawah
Æ
Tilawah
Æ
Tilawah
Æ
Tilawah
Æ
Tilawah
Æ
Tilawah

Á
Baca buku


































PERAN KERJA PEKANAN
PERAN

1 Dosen

2 Pembicara

3 Keluarga

4 Warga Masyarakat

5 Penulis Artikel

6 Organisator

7 Pengembangan Diri

Gambar 18. Buat Lembar Waktu Pekanan Ahmad Saputra



Tahapan V:
Membuat Rencana Harian

“Barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin,
maka ia celaka. Barang siapa yang hari inisama dengan hari
kemarin, maka ia merugi. Dan barang siapa yang hari
ini lebih baik daripada hari kemarin, maka ia beruntung”

(Al-Hadits)


Bencana mengatur waktu berawal dari tidak adanya rencana harian. Ada sebagian orang yang membiarkan hari-harinya berlalu bagai air yang mengalir. Ia tidak memiliki rencana tentang apa yang akan dikerjakan hari ini. Ia bekerja berdasarkan modd dan kesenangan, bukan berdasarkan misi dan pencapaian visi peran. Ia sering menunda-nunda pekerjaan. Dampaknya, pekerjaannya menjadi
menumpuk pada satu waktu. Ia menjadi sibuk pada satu peran dan mengabaikan peran yang lainnya. Akhirnya, ada kekecewaan dan stres berkepanjangan dalam hidupnya. Hanya penyesalanlah yang akan diraih, bukan keberhasilan.
Apakah Anda termasuk orang yang sering menunda-nunda pekerjaan? Apabila jawabannya ‘ya’, berarti selamat! Anda telah jujur terhadap diri Anda sendiri. Sampai batas-batas tertentu kita semua memang begitu. Menunda pekerjaan sudah menjadi ciri yang universal, sampai-sampai ada sebuah Organisasi Penundaan Internasional yang anggotanya mempunyai rencana untuk menyelenggarakan pertemuan, tetapi sampai sekarang belum pernah terlaksana karena terus ditunda.
Menunda pekerjaan berarti tidak melaksanakan pekerjaan atau tidak menuntaskan pekerjaan yang seharusnya Anda kerjakan pada saat itu juga. Penundaan akan menjadi masalah yang berat bila Anda mengabaikan atau menunda pelaksanaan hal-hal yang sebenarnya penting bagi diri Anda sendiri.
Sudah banyak contoh tentang akibat buruk yang timbul karena kita sering terlena oleh keasyikan menuruti kata hati untuk selalu menunda-nunda pekerjaan. Ini adalah penghambat kesuksesan dan efektivitas hidup.
Salah satu akibat menunda pekerjaan adalah menyia-nyiakan waktu sekarang yang tak mungkin kembali lagi. Dale Carnegie pernah berkata, “Salah satu hal yang paling tragis yang saya ketahui mengenai sifat manusia adalah bahwa kita semua cenderung menyia-nyiakan waktu sepanjang kehidupan ini. Kita seringkali hanyut memimpikan taman bunga mawar surgawi di atas cakrawala sana, dan bukannya menikmati keindahan bunga mawar yang sedang berkembang di luar jendela kamar pada pagi hari ini”.
Agaknya ini merupakan kerugian terbesar yang kita alami akibat penundaan, Karena hari ini adalah satu-satunya waktu yang kita miliki. Semua pembicaraan, harapan dan keinginan di masa depan tidak lebih dari omong kosong jika kita tidak segera memanfaatkan masa sekarang dengan sebaik-baiknya.
Kerugian lain dari menunda-nunda pekerjaan adalah meningkatnya rasa bersalah dan frustasi karena pekerjaan semakin menumpuk dan keinginan tidak tercapai. “Apabila Anda ingin membuat pekerjaan yang ringan menjadi pekerjaan yang nampak berat, tunda saja pelaksanaan pekerjaan itu” (Ohlin Miller). Karir juga tak kunjung maju, hidup menjadi penuh dengan ketidakpastian, hubungan interpersonal menjadi kurang serasi, dan terjadi keletihan kronis karena kesibukan tak berkesudahan yang dapat berakibat pada gangguan fisik dan jiwa.
Untuk tidak membiasakan diri menunda-nunda pekerjaan, dibawah ini ada beberapa kiat yang dapat membantu Anda untuk mengatasi kebiasaan buruk tersebut:

1. Sadari dan akuilah bahwa penundaan merupakan suatu cara hisup yang tidak ada manfaatnya, bahkan banyak merugikan. Dengan menunda pekerjaan, maka emosi Anda akan selalu tegang. Apakah Anda ingin hidup dengan selalu mengalami kekecewaan, keletihan dan tenggelam dalam penyesalan berkepanjangan? Tentu saja tidak.
2. Salah satu sebab menunda-nunda pekerjan karena anggapan sulinya pekerjaan tersebut. Karena itu, pecahlah pekerjaan yang tampaknya terlalu berat menjadi beberapa pekerjaan kecil. Henry Ford suatu ketika berkata, “Tidak ada pekerjaan yang terlalu sulit bila hal tersebut dibagi menjadi beberapa bagian pekerjaan kecil”.
3. Hadapilah tugas-tugas yang tidak menyenangkan secara sungguh-sungguh. Jika memungkinkan, berikan waktu sedikit, misalnya lima atau atau sepuluh menit, tetapi secara berkala. Kemudian laksanakan tugas saat itu juga dan berhentilah apabila waktunya habis. Sadari sepenuhnya bahwa jika Anda tidak melakukannya saat itu juga maka Anda hanya akan menggabungkan beban pekerjaan sekarang dengan beban pekerjaan mendatang yang semakin lama semakin memberatkan dan tidak menyenangkan.
4. Lakukan pekerjaan yang memerlukan gerakan fisik pada saat awal memulai pekerjaan. Kadang-kadang diperlukan sedikit gerakan fisik untuk membangkitkan semangat dalam rangka melaksanakan tugas penting. Jika Anda ingin membuat laporan, ambillah sehelai kertas dan susun daftar pokok pikiran, sekarang juga. Apakah ada kesalahpahaman yang perlu diselesaikan secara tuntas dengan seorang relasi? Carilah nomor telponnya, sekarang juga.
5. Catatlah hal-hal yang menyenangkan yang akan terjadi bila Anda melaksanakan suatu pekerjaan. Catat juga segala macam kerugian yang timbul jika Anda terus menunda pekerjaan. Biasanya akan segera tampak bahwa manfaat dari suatu tindakan jauh lebih banyak daripada kerugian yang akan timbul akibat sikap yang pasif. Teknik semacam ini akan membantu Anda dalam membangkitkan gairah untuk mulai bekerja.
6. Buatlah perjanjian dengan orang lain atau ceritakanlah apa yang akan Anda lakukan kepada orang lain. Teknik ini akan memacu kita untuk menepati jadwal waktu menyelesaikan pekerjaan karena adanya perasaan malu jika tidak selesai.
7. Berikan hadiah untuk diri Anda sendiri bila Anda berhasil menyelesaikan suatu pekerjaan. Sebaliknya, berikan hukuman apabila gagal. Sesuaikan hadiah dengan besarnya tugas yang harus Anda selesaikan. Misalkan apabila Anda belajar lagi untuk memperoleh gelar yang lebih tinggi, berjanjilah pada diri sendiri untuk melakukan perjalanan wisata yang menyenangkan setelah lulus nanti.
8. Bersikaplah tegas dan milikilah keberanian untuk bertindak. Keberanian adalah kemampuan untuk bertindak pada saat Anda merasa takut melakukan sesuatu. Ali bin Abu Thalib berkata, “Ketakutan yang kita bayangkan biasanya lebih besar daripada kejadian yang sebenarnya”. Menunda-nunda bertindak akan membuat bayangan kegagalan semakin lama semakin besar. Karena itu, bertindaklah sekarang juga agar bayangan kegagalan tidak menghantui Anda.
9. Janganlah terlalu mudah merasa bosan. Ambil jalan lain untuk menuju ke kantor, agar Anda tidak jemu dengan rute yang itu-itu saja. Adakan makan siang di restoran yang berbeda. Bac buku yang berbeda setiap hari. Dunia ini sungguh beraneka ragam, tetap waktu untuk menikmatinya terlalu sedikit. Karena itu, mengapa kita melakukan hal yang itu-itu juga, sehingga membuat kita cepat bosan?
10. Sering-seringlah bertanya kepada diri sendiri, “Bagaimana saya dapat memanfaatkan waktu dan tenaga dengan sebaik-baiknya sekarang ini juga.” Apabila jawabannya adalah, “Bukan yang sedang Anda lakukan sekarang,” maka segera hentkan pekerjaan itu dan manfaatkan waktu dan tenaga Anda untuk melaksanakan tugas lain yang lebih penting.
11. Akhirnya, ajukan pertanyaan ini kepada diri sendiri setiap pagi, “Masalah terbesar apakah yang akan saya hadapi sekarang, dan apa yang harus saya lakukan untuk mengatasinya hari ini juga?” Catat hal-hal yang akan Anda lakukan hari ini, kemudian beri nomor urut berdasarkan kepentingannya. Lakukan mulai dari yang palng penting dan jangan tergiur untuk melakukan apa yang paling menyenangkan.

Setelah Anda mengisi Lembar Waktu Pekanan, maka Anda perlu membuat rencana harian. Rencana harian adalah pencapaian dari hari ke hari visi peran Anda. Ia merupakan langkah-langkah kecil tanpa penundaan menuju terwujudnya misi dan visi besar Anda.
Rencana harian sebenarnya sudah tercermin dalam Lembar Waktu Pekanan. Namun belum detail dan masih ada kemungkinan terjadinya perubahan. Karena itu, lembar Waktu Pekanan perlu dijabarkan lebh lanjut dalam rencana harian. Contoh lembar Waktu Harian sebagai berikut.


LEMBAR WAKTU HARIAN

Hari/Tanggal :
No Urut

Kegiatan

Waktu
Kate-gori































Gambar 20. Contoh Lembar Waktu Harian

Beberapa langkah yang perlu Anda lakukan dalam membuat Lembar Waktu Harian adalah:

1. Dengan mengacu pada Lembar Waktu Pekanan, jabarkan lebih lanjut apa yang akan Anda kerjakan hari ini. Tulis sedetail mungkin. Jangan terlalu global. Misalnya, jangan tulis ‘bekerja di kantor’, tapi tulis hal-hal apa yang harus Anda kerjakan di kantor (menulis surat untuk Pak Joko, menelpon klien, menghadiri rapat produksi, menemani bos, presentasi produk terbaru, dan lain-lain).
2. Tulis perkiraan waktu untuk mengerjakannya. Perkiraan waktu secara maksimal, bukan minimal. Misalnya, jika pergi ke tempat klien, masukkan juga lama waktu berangkat dan pulang ari tempat klien, bukan hanya waktu berapa lama Anda bertemu klien.
3. Urut-urutkan pekerjaan Anda pada hari ini dengan cara memberi nomor urut. Kemudian katagorikan aktivitas Anda berdasarkan kuadran Matrik Manajemen Waktu. Ingat! Aktivitas harian Anda harus lebih banyak aktivitas kuadran II.
4. Jika masih ada waktu luang dalam Lembar Waktu Harian Anda, biarkan itu kosong untuk memberi peluang melakukan aktivitas mendadak dan spontan. Atau bisa juga Anda mengisinya dengan rencana aktivitas kuadran IV.
5. Isi Lembar Waktu Harian Anda setiap hari (waktu yang dianjurkan adalah malam hari sebelum tidur atau pagi hari sebelum bekerja). Evaluasi Lembar Waktu Harian setiap hari. Evaluasi mana yang berhasil dikerjakan dan mana yang luput dikerjakan. Evaluasi mengapa Anda luput mengerjakannya. Kemudian isi Lembar Waktu Harian. Untuk hari esok berdasarkan evaluasi hari kemarin. Biasanya waktu yang dibutuhkan untuk mengisi Lembar Waktu Harian hanya 10 menit. Luangkan waktu Anda untuk mengisinya. Karena hal itu akan mengarahkan Anda kepada pencapaian visi peran Anda secara berangsur-angsur m

Setelah Ahmad Saputra mengisi Lembar Waktu Pekanan, ia membuat Lembar Waktu Harian seperti terlihat pada gambar 21.


LEMBAR WAKTU HARIAN AHMAD

Hari/Tanggal : Selasa, 2 Januari 2003

No Urut

Kegiatan

Waktu
Kate-gori

1.
Menulis Artikel “Kemerosotan Moral Remaja: Salah Siapa?”

08.00 – 11.00

II
2.
Kliping Artikel
11.00 – 13.00
II
3.
Istirahat
13.00 – 15.00
IV
4.
Buat Desain Modul pelatihan
15.00 – 18.00

II
5.
Persiapan Bahan Pengajian Remaja
18.00 – 19.00

II
6.
Pengajian Remaja
19.00 – 21.00
II


Gambar 21. Lembar Waktu Harian Ahmad


Ikhtisar

Selamat! Anda telah membaca buku ini. Mudah-mudahan buku ini memberikan sumbangsih bagi perubahan hidup Anda di masa mendatang. Dalam buku ini, Anda telah belajar tentang cara meraih sukses dengan meraihnya sedikit demi deikit. Anda telah belajar tentang cara menguasai waktu dengan metode Breaking The Time sebagai modal utama untuk sukses. Anda telah mengetahui cara membuat misi, peran, visi peran, rencana pekanan, dan rencana harian sebagai langkah mengatur waktu yang efektif.
Sekarang tinggal bagaimana Anda merealisasikan apa yang terdapat dalam buku ini. Mungkin pada tahap awal Anda mengalami kesulitan an kecanggungan untuk merealisasikan apa yang terdapat dalam buku ini. Tapi percayalah! Hal itu merupakan sesuatu yang wajar ketika Anda pertama kali melakukan sesuatu. Ada pepatah yang mengatakan, “Mudah karena biasa.” Jika Anda terbiasa melakukan apa yang terdapat dalam buku ini, Anda akan menjadi mudah melakukannya. Bahkan bisa menjadi suatu karakter baru yang terus melekat sepanjang hidup Anda. Lakukanlah secara konsisten apa yang terdapat dalam buku ini! Dan berdoalah kepada Allah agar Anda diberi kemudahan dalam mengatur waktu.
Jika Anda tetap mengalami kesulitan merealisasikan apa yang terdapat dalam buku ini. Atau ingin berkonsultasi dan mengikuti pelatihan yang khusus membahas apa yang disampaikan pada buku ini, silakan hubungi kami di Lembaga Manajemen LP2U Jl. Anggrek Nelimurni Blok B No. 12 Slipi – Jakarta Barat Telp. (021) 5494719, Faks. (021) 53678452, E-mail LP2U_center@lycos.com.

~o0O0o~

























PERAN KERJA PEKANAN
PERAN

1 Dosen

2 Pembicara

3 Keluarga

4 Warga Masyarakat

5 Penulis Artikel

6 Organisator

7 Pengembangan Diri

Gambar 18. Buat Lembar Waktu Pekanan Ahmad Saputra



Tahapan V:
Membuat Rencana Harian

“Barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin,
maka ia celaka. Barang siapa yang hari inisama dengan hari
kemarin, maka ia merugi. Dan barang siapa yang hari
ini lebih baik daripada hari kemarin, maka ia beruntung”

(Al-Hadits)


Bencana mengatur waktu berawal dari tidak adanya rencana harian. Ada sebagian orang yang membiarkan hari-harinya berlalu bagai air yang mengalir. Ia tidak memiliki rencana tentang apa yang akan dikerjakan hari ini. Ia bekerja berdasarkan modd dan kesenangan, bukan berdasarkan misi dan pencapaian visi peran. Ia sering menunda-nunda pekerjaan. Dampaknya, pekerjaannya menjadi
menumpuk pada satu waktu. Ia menjadi sibuk pada satu peran dan mengabaikan peran yang lainnya. Akhirnya, ada kekecewaan dan stres berkepanjangan dalam hidupnya. Hanya penyesalanlah yang akan diraih, bukan keberhasilan.
Apakah Anda termasuk orang yang sering menunda-nunda pekerjaan? Apabila jawabannya ‘ya’, berarti selamat! Anda telah jujur terhadap diri Anda sendiri. Sampai batas-batas tertentu kita semua memang begitu. Menunda pekerjaan sudah menjadi ciri yang universal, sampai-sampai ada sebuah Organisasi Penundaan Internasional yang anggotanya mempunyai rencana untuk menyelenggarakan pertemuan, tetapi sampai sekarang belum pernah terlaksana karena terus ditunda.
Menunda pekerjaan berarti tidak melaksanakan pekerjaan atau tidak menuntaskan pekerjaan yang seharusnya Anda kerjakan pada saat itu juga. Penundaan akan menjadi masalah yang berat bila Anda mengabaikan atau menunda pelaksanaan hal-hal yang sebenarnya penting bagi diri Anda sendiri.
Sudah banyak contoh tentang akibat buruk yang timbul karena kita sering terlena oleh keasyikan menuruti kata hati untuk selalu menunda-nunda pekerjaan. Ini adalah penghambat kesuksesan dan efektivitas hidup.
Salah satu akibat menunda pekerjaan adalah menyia-nyiakan waktu sekarang yang tak mungkin kembali lagi. Dale Carnegie pernah berkata, “Salah satu hal yang paling tragis yang saya ketahui mengenai sifat manusia adalah bahwa kita semua cenderung menyia-nyiakan waktu sepanjang kehidupan ini. Kita seringkali hanyut memimpikan taman bunga mawar surgawi di atas cakrawala sana, dan bukannya menikmati keindahan bunga mawar yang sedang berkembang di luar jendela kamar pada pagi hari ini”.
Agaknya ini merupakan kerugian terbesar yang kita alami akibat penundaan, Karena hari ini adalah satu-satunya waktu yang kita miliki. Semua pembicaraan, harapan dan keinginan di masa depan tidak lebih dari omong kosong jika kita tidak segera memanfaatkan masa sekarang dengan sebaik-baiknya.
Kerugian lain dari menunda-nunda pekerjaan adalah meningkatnya rasa bersalah dan frustasi karena pekerjaan semakin menumpuk dan keinginan tidak tercapai. “Apabila Anda ingin membuat pekerjaan yang ringan menjadi pekerjaan yang nampak berat, tunda saja pelaksanaan pekerjaan itu” (Ohlin Miller). Karir juga tak kunjung maju, hidup menjadi penuh dengan ketidakpastian, hubungan interpersonal menjadi kurang serasi, dan terjadi keletihan kronis karena kesibukan tak berkesudahan yang dapat berakibat pada gangguan fisik dan jiwa.
Untuk tidak membiasakan diri menunda-nunda pekerjaan, dibawah ini ada beberapa kiat yang dapat membantu Anda untuk mengatasi kebiasaan buruk tersebut:

1. Sadari dan akuilah bahwa penundaan merupakan suatu cara hisup yang tidak ada manfaatnya, bahkan banyak merugikan. Dengan menunda pekerjaan, maka emosi Anda akan selalu tegang. Apakah Anda ingin hidup dengan selalu mengalami kekecewaan, keletihan dan tenggelam dalam penyesalan berkepanjangan? Tentu saja tidak.
2. Salah satu sebab menunda-nunda pekerjan karena anggapan sulinya pekerjaan tersebut. Karena itu, pecahlah pekerjaan yang tampaknya terlalu berat menjadi beberapa pekerjaan kecil. Henry Ford suatu ketika berkata, “Tidak ada pekerjaan yang terlalu sulit bila hal tersebut dibagi menjadi beberapa bagian pekerjaan kecil”.
3. Hadapilah tugas-tugas yang tidak menyenangkan secara sungguh-sungguh. Jika memungkinkan, berikan waktu sedikit, misalnya lima atau atau sepuluh menit, tetapi secara berkala. Kemudian laksanakan tugas saat itu juga dan berhentilah apabila waktunya habis. Sadari sepenuhnya bahwa jika Anda tidak melakukannya saat itu juga maka Anda hanya akan menggabungkan beban pekerjaan sekarang dengan beban pekerjaan mendatang yang semakin lama semakin memberatkan dan tidak menyenangkan.
4. Lakukan pekerjaan yang memerlukan gerakan fisik pada saat awal memulai pekerjaan. Kadang-kadang diperlukan sedikit gerakan fisik untuk membangkitkan semangat dalam rangka melaksanakan tugas penting. Jika Anda ingin membuat laporan, ambillah sehelai kertas dan susun daftar pokok pikiran, sekarang juga. Apakah ada kesalahpahaman yang perlu diselesaikan secara tuntas dengan seorang relasi? Carilah nomor telponnya, sekarang juga.
5. Catatlah hal-hal yang menyenangkan yang akan terjadi bila Anda melaksanakan suatu pekerjaan. Catat juga segala macam kerugian yang timbul jika Anda terus menunda pekerjaan. Biasanya akan segera tampak bahwa manfaat dari suatu tindakan jauh lebih banyak daripada kerugian yang akan timbul akibat sikap yang pasif. Teknik semacam ini akan membantu Anda dalam membangkitkan gairah untuk mulai bekerja.
6. Buatlah perjanjian dengan orang lain atau ceritakanlah apa yang akan Anda lakukan kepada orang lain. Teknik ini akan memacu kita untuk menepati jadwal waktu menyelesaikan pekerjaan karena adanya perasaan malu jika tidak selesai.
7. Berikan hadiah untuk diri Anda sendiri bila Anda berhasil menyelesaikan suatu pekerjaan. Sebaliknya, berikan hukuman apabila gagal. Sesuaikan hadiah dengan besarnya tugas yang harus Anda selesaikan. Misalkan apabila Anda belajar lagi untuk memperoleh gelar yang lebih tinggi, berjanjilah pada diri sendiri untuk melakukan perjalanan wisata yang menyenangkan setelah lulus nanti.
8. Bersikaplah tegas dan milikilah keberanian untuk bertindak. Keberanian adalah kemampuan untuk bertindak pada saat Anda merasa takut melakukan sesuatu. Ali bin Abu Thalib berkata, “Ketakutan yang kita bayangkan biasanya lebih besar daripada kejadian yang sebenarnya”. Menunda-nunda bertindak akan membuat bayangan kegagalan semakin lama semakin besar. Karena itu, bertindaklah sekarang juga agar bayangan kegagalan tidak menghantui Anda.
9. Janganlah terlalu mudah merasa bosan. Ambil jalan lain untuk menuju ke kantor, agar Anda tidak jemu dengan rute yang itu-itu saja. Adakan makan siang di restoran yang berbeda. Bac buku yang berbeda setiap hari. Dunia ini sungguh beraneka ragam, tetap waktu untuk menikmatinya terlalu sedikit. Karena itu, mengapa kita melakukan hal yang itu-itu juga, sehingga membuat kita cepat bosan?
10. Sering-seringlah bertanya kepada diri sendiri, “Bagaimana saya dapat memanfaatkan waktu dan tenaga dengan sebaik-baiknya sekarang ini juga.” Apabila jawabannya adalah, “Bukan yang sedang Anda lakukan sekarang,” maka segera hentkan pekerjaan itu dan manfaatkan waktu dan tenaga Anda untuk melaksanakan tugas lain yang lebih penting.
11. Akhirnya, ajukan pertanyaan ini kepada diri sendiri setiap pagi, “Masalah terbesar apakah yang akan saya hadapi sekarang, dan apa yang harus saya lakukan untuk mengatasinya hari ini juga?” Catat hal-hal yang akan Anda lakukan hari ini, kemudian beri nomor urut berdasarkan kepentingannya. Lakukan mulai dari yang palng penting dan jangan tergiur untuk melakukan apa yang paling menyenangkan.

Setelah Anda mengisi Lembar Waktu Pekanan, maka Anda perlu membuat rencana harian. Rencana harian adalah pencapaian dari hari ke hari visi peran Anda. Ia merupakan langkah-langkah kecil tanpa penundaan menuju terwujudnya misi dan visi besar Anda.
Rencana harian sebenarnya sudah tercermin dalam Lembar Waktu Pekanan. Namun belum detail dan masih ada kemungkinan terjadinya perubahan. Karena itu, lembar Waktu Pekanan perlu dijabarkan lebh lanjut dalam rencana harian. Contoh lembar Waktu Harian sebagai berikut.


LEMBAR WAKTU HARIAN

Hari/Tanggal :
No Urut

Kegiatan

Waktu
Kate-gori































Gambar 20. Contoh Lembar Waktu Harian

Beberapa langkah yang perlu Anda lakukan dalam membuat Lembar Waktu Harian adalah:

1. Dengan mengacu pada Lembar Waktu Pekanan, jabarkan lebih lanjut apa yang akan Anda kerjakan hari ini. Tulis sedetail mungkin. Jangan terlalu global. Misalnya, jangan tulis ‘bekerja di kantor’, tapi tulis hal-hal apa yang harus Anda kerjakan di kantor (menulis surat untuk Pak Joko, menelpon klien, menghadiri rapat produksi, menemani bos, presentasi produk terbaru, dan lain-lain).
2. Tulis perkiraan waktu untuk mengerjakannya. Perkiraan waktu secara maksimal, bukan minimal. Misalnya, jika pergi ke tempat klien, masukkan juga lama waktu berangkat dan pulang ari tempat klien, bukan hanya waktu berapa lama Anda bertemu klien.
3. Urut-urutkan pekerjaan Anda pada hari ini dengan cara memberi nomor urut. Kemudian katagorikan aktivitas Anda berdasarkan kuadran Matrik Manajemen Waktu. Ingat! Aktivitas harian Anda harus lebih banyak aktivitas kuadran II.
4. Jika masih ada waktu luang dalam Lembar Waktu Harian Anda, biarkan itu kosong untuk memberi peluang melakukan aktivitas mendadak dan spontan. Atau bisa juga Anda mengisinya dengan rencana aktivitas kuadran IV.
5. Isi Lembar Waktu Harian Anda setiap hari (waktu yang dianjurkan adalah malam hari sebelum tidur atau pagi hari sebelum bekerja). Evaluasi Lembar Waktu Harian setiap hari. Evaluasi mana yang berhasil dikerjakan dan mana yang luput dikerjakan. Evaluasi mengapa Anda luput mengerjakannya. Kemudian isi Lembar Waktu Harian. Untuk hari esok berdasarkan evaluasi hari kemarin. Biasanya waktu yang dibutuhkan untuk mengisi Lembar Waktu Harian hanya 10 menit. Luangkan waktu Anda untuk mengisinya. Karena hal itu akan mengarahkan Anda kepada pencapaian visi peran Anda secara berangsur-angsur m

Setelah Ahmad Saputra mengisi Lembar Waktu Pekanan, ia membuat Lembar Waktu Harian seperti terlihat pada gambar 21.


LEMBAR WAKTU HARIAN AHMAD

Hari/Tanggal : Selasa, 2 Januari 2003

No Urut

Kegiatan

Waktu
Kate-gori

1.
Menulis Artikel “Kemerosotan Moral Remaja: Salah Siapa?”

08.00 – 11.00

II
2.
Kliping Artikel
11.00 – 13.00
II
3.
Istirahat
13.00 – 15.00
IV
4.
Buat Desain Modul pelatihan
15.00 – 18.00

II
5.
Persiapan Bahan Pengajian Remaja
18.00 – 19.00

II
6.
Pengajian Remaja
19.00 – 21.00
II


Gambar 21. Lembar Waktu Harian Ahmad


Ikhtisar

Selamat! Anda telah membaca buku ini. Mudah-mudahan buku ini memberikan sumbangsih bagi perubahan hidup Anda di masa mendatang. Dalam buku ini, Anda telah belajar tentang cara meraih sukses dengan meraihnya sedikit demi deikit. Anda telah belajar tentang cara menguasai waktu dengan metode Breaking The Time sebagai modal utama untuk sukses. Anda telah mengetahui cara membuat misi, peran, visi peran, rencana pekanan, dan rencana harian sebagai langkah mengatur waktu yang efektif.
Sekarang tinggal bagaimana Anda merealisasikan apa yang terdapat dalam buku ini. Mungkin pada tahap awal Anda mengalami kesulitan an kecanggungan untuk merealisasikan apa yang terdapat dalam buku ini. Tapi percayalah! Hal itu merupakan sesuatu yang wajar ketika Anda pertama kali melakukan sesuatu. Ada pepatah yang mengatakan, “Mudah karena biasa.” Jika Anda terbiasa melakukan apa yang terdapat dalam buku ini, Anda akan menjadi mudah melakukannya. Bahkan bisa menjadi suatu karakter baru yang terus melekat sepanjang hidup Anda. Lakukanlah secara konsisten apa yang terdapat dalam buku ini! Dan berdoalah kepada Allah agar Anda diberi kemudahan dalam mengatur waktu.
Jika Anda tetap mengalami kesulitan merealisasikan apa yang terdapat dalam buku ini. Atau ingin berkonsultasi dan mengikuti pelatihan yang khusus membahas apa yang disampaikan pada buku ini, silakan hubungi kami di Lembaga Manajemen LP2U Jl. Anggrek Nelimurni Blok B No. 12 Slipi – Jakarta Barat Telp. (021) 5494719, Faks. (021) 53678452, E-mail LP2U_center@lycos.com.

~o0O0o~

Tidak ada komentar: